Kulik Prospek Saham Sektor Kesehatan usai RUU Kesehatan Disahkan
Kesehatan masih menjadi salah satu sektor yang unggul di pasar modal karena sifatnya yang defensif di tengah tantangan ekonomi global.
IDXChannel - Sejumlah isu kesehatan mengemuka di kalangan investor usai pemerintah bersama DPR resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan menjadi Undang-Undang (UU) dalam Rapat Paripurna DPR masa persidangan V tahun sidang 2022-2023.
Beberapa yang menjadi konsen dalam payung hukum ini adalah pencegahan daripada pengobatan, mempermudah akses layanan kesehatan, serta mendorong adanya kemandirian dalam industri kesehatan dalam negeri.
Menurut catatan Algo Research, kesehatan masih menjadi salah satu sektor yang unggul di pasar modal karena sifatnya yang defensif di tengah tantangan ekonomi global. Sentimen positif seperti kenaikan tarif INA-CBG untuk BPJS Kesehatan, keuntungan dari program COB BPJS dapat membawa potensi profitabilitas rumah sakit
Momentum ini cukup tinggi bagi investor terutama karena belum banyak yang masuk ke dalam sektor ini. "Namun demikian, berhati-hatilah terhadap likuiditas karena sektor ini berkapitalisasi kecil, dan cobalah kelola risiko penurunan dengan baik," tulis Algo Research, dikutip Rabu (12/7/2023).
Sejumlah saham yang dapat diamati antara lain PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), hingga PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Namun, pandangan positif ihwal kenaikan tarif INA-CBG tidak sepenuhnya diapresiasi oleh pasar terhadap sahamnya. Meski demikian, secara fundamental katalis ini memberi margin profit yang cukup besar bagi emiten rumah sakit karena mereka dapat mulai membebankan biaya kepada pelanggan BPJS seperti biaya obat yang lebih tinggi.
"Kami perkirakan akan meningkat sejalan dengan inflasi. Kontribusi pendapatan dari pasien BPJS masing-masing sekitar 57% / 18% / 16% untuk HEAL / SILO / MIKA," terangnya.
Dalam jangka menengah, terdapat keuntungan dari program COB (Coordination of Benefit di mana pasien rumah sakit sekarang dapat menggabungkan atau meningkatkan BPJS mereka dengan uang sendiri, tempat pemberi kerja atau asuransi swasta.
Hal ini akan memungkinkan pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik daripada hanya sekadar dari BPJS, yang berarti lebih banyak pendapatan dan margin yang lebih tinggi untuk rumah sakit karena dapat dikenakan biaya lebih tinggi.
Selain itu, pemerintah akan meningkatkan anggaran kesehatan pada tahun 2023 sekitar 22 persen dari Rp140 triliun menjadi Rp170tn (tidak termasuk Covid) untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Anggaran ini termasuk Rp47 triliun untuk mensubsidi 97 juta pasien BPJS di Kelas 3.
Saham Pilihan
PRDA dipandang memiliki return on equity (ROE) yang cukup tinggi sebesar 17 persen, dengan laju pertumbuhan laba yang mentereng, dengan kas-net yang besar. Sementara itu, PER dan EV/EBITDAnya juga berlipat masing-masing sebesar 12x dan 6x. "Ini tetap menarik dibanding kompetitornya," lanjut riset Algo.
Kondisi neraca yang solid memungkinkan PRDA untuk membiayai ekspansi secara organik atau untuk melakukan investasi di bidang teknologi kesehatan. Perusahaan akan mendapat manfaat dari peningkatan penetrasi layanan kesehatan via digital di mana pasarnya diperkirakan akan tumbuh sebesar kurang lebih 60-65 persen selama 3 tahun ke depan.
Di antara nama rumah sakit, saham SILO menjadi pilihan setelah performa keuangan tahun 2022 mengalahkan ekspektasi konsensus. Namun, sahamnya masih tidak likuid yang dapat mempersulit perdagangan terutama bagi investor institusional.
Selanjutnya MIKA adalah opsi teraman dengan prospek pertumbuhan yang baik di kisaran 14 hingga 16 persen pada 2023/2024. Posisi neraca kas yang kuat, dan saham cukup likuid untuk investor institusional. Namun, saham tersebut adalah yang paling mahal dibandingkan dengan kompetitornya sehingga mungkin tidak semenarik valuasinya.
HEAL dinilai masih mahal dibandingkan dengan valuasi historisnya. Namun, saham ini cukup sensitif terhadap sentimen tarif yang lebih tinggi mengingat kontribusi BPJS di perusahaan. Ini seharusnya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada para kompetitornya.
(SAN)