Kunjungi Sindonews, Anak Usaha UNTR Pererat Hubungan dengan Media
Anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Pamapersada Nusantara (Pama) menyatakan tetap optimistis mampu membukukan kinerja positif hingga akhir 2025.
IDXChannel - Anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Pamapersada Nusantara (Pama) menyatakan tetap optimistis mampu membukukan kinerja positif hingga akhir 2025. Meskipun industri jasa pertambangan, khususnya batu bara, tengah menghadapi berbagai tantangan dan perubahan tren global menuju energi bersih.
Security and External Relations Department Head Pama Gunawan Setiadi mengungkapkan, kinerja perusahaan pada 2025 memang mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, masih berada pada level yang solid.
“Kalau kinerja, sesuai laporan yang dikeluarkan United Tractors, memang ada penurunan limit kapasitas produksi. Ada banyak faktor yang memengaruhi, sehingga dibandingkan 2024 memang terdapat deviasi,” ujarnya dalam kunjungan ke kantor Sindonews di iNews Tower, Jakarta Pusat, Rabu (12/11/2025).
Pada kunjungan tersebut, Pama bertukar pikiran dengan jajaran redaksi Sindonews untuk membahas isu-isu terkini. Termasuk berdiskusi terkait keredaksian. Gunawan pada kesempatan itu menyebutkan bahwa agenda seperti ini merupakan bagian dari upaya untuk mempererat hubungan antara perusahaan dengan media.
Pama, kata Gunawan, juga terus melakukan berbagai penyesuaian agar tetap adaptif terhadap dinamika pasar, termasuk tren global menuju praktik berkelanjutan berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Kalau mau bicara soal energi fosil, pasti suatu saat akan habis. Sekarang sudah jadi tren juga soal ESG, jadi kita harus memberikan alternatif usaha yang bisa menggantikan itu,” katanya.
Dia mencontohkan, pada masa batu bara booming, banyak pihak membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Namun, sejak 2017 tren mulai bergeser ke arah energi terbarukan seperti tenaga surya, air, dan gas.
Atas dasar hal itu, Pama mulai memperluas lini bisnisnya ke sektor pertambangan mineral seperti nikel dan emas.
“Kita harus punya alternatif bisnis untuk menggantikan batu bara. SDM juga harus kita siapkan, skema bisnis disesuaikan, dan alat-alat sekarang mulai beralih ke energi terbarukan seperti truk dan forklift listrik. Tapi memang menyiapkan infrastrukturnya itu butuh waktu,” katanya.
Dengan strategi diversifikasi bisnis dan fokus pada efisiensi operasional, Pama yakin dapat mempertahankan kinerja positif di tengah perubahan lansekap industri energi.
"Tapi kalau melihat trenya sih cukup optimistis dan positif sih kalau melihat itu. Pemerintah juga kan sangat mendukung untuk batu bara itu tetap di sebagai salah satu industri yang menjadikan andalan oleh pemerintah," ujar Gunawan.
(Dhera Arizona)