Kurva Yield Terbalik, Ancaman Resesi Amerika di Depan Mata?
Adanya "alarm" yield curve terbalik di pasar obligasi Amerika disinyalir jadi indikator resesi di negara Paman Sam tersebut. Berikut pendapat analis Tanah Air.
IDXChannel- Kurva imbal hasil atau yield curve di pasar obligasi Amerika Serikat menunjukkan kondisi terbalik atau inverted. Hal ini menjadi indikator terjadinya resesi atau penurunan aktivitas ekonomi.
Per Jumat (1/4), imbal hasil obligasi pemerintah AS atau US treasury 2 tahun mencapai 2,44%, terpaut 6 basis poin (bps) lebih tinggi dari imbal hasil US tenor 10 tahun di 2,38%.
Pola 'inverted yield curve' terjadi ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor singkat menjadi lebih tinggi dari imbal hasil obligasi bertenor panjang.
Bunyi 'alarm' ini memiliki rekam jejak yang cukup kuat dalam memprediksi resesi. Jika diruntut sejarah, hal ini terbukti dari delapan resesi terakhir di AS yakni sejak tahun 1969.
"Kalau yield curve sudah inverted, itu salah satu leading indicator yang tidak pernah salah memprediksi resesi di Amerika," kata Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution dalam Media Gathering di Jakarta Selatan, DKI Jakarta, belum lama ini, Kamis (31/3/2022).
Pola 'inverted' sebetulnya telah terjadi pada beberapa pekan terakhir, seperti yield US Treasury 3 tahun dan 5 tahun pada 18 Maret 2022, dan yield US Treasury 5 tahun dan 30 tahun pada 28 Maret 2022.
Kondisi demikian menghadirkan sinyal bahwa pelaku pasar lebih dominan memegang obligasi jangka pendek daripada jangka panjang, yang menandai ada kemungkinan risiko lebih besar dalam waktu dekat.
Damhuri mengungkapkan jika inverted yield curve telah muncul, maka diperkirakan akan timbul krisis dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini juga diperkirakan mengancam aset berisiko seperti saham.
"Kalau saya pelajari, biasanya kalau yield curve-nya sudah inverted dalam sekarang, itu biasanya sekitar setahun sampai 18 bulan ke depan akan ada resesi, termasuk resesi yang disebabkan karena Covid-19 kemarin di AS," tuturnya.
Damhuri mencermati petinggi bank sentral Amerika Serikat akan berpikir ulang untuk menaikkan suku bunga ketika ancaman resesi telah di depan mata.
"Nah kalau ada tanda inverted yield curve, saya pikir para petinggi bank sentral AS akan mikir dua kali untuk naikkan suku bunga agresif. Kenapa, karena kalau misalnya ekonomi sudah mau nyungsep, apa mereka mau nginjak rem juga, enggak lah," ujarnya.
(IND)