Laba Avia Avian (AVIA) Capai Rp1,16 Triliun hingga Kuartal III-2024
Laba per saham dasar AVIA terdongkrak menjadi Rp18,96 per saham, dari semula Rp18,41 per saham.
IDXChannel - Produsen cat milik konglomerat Hermanto Tanoko PT Avia Avian Tbk (AVIA) mencatatkan laba bersih senilai Rp1,16 triliun hingga kuartal III-2024. Capaian itu naik 1,76 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu.
Laba per saham dasar AVIA terdongkrak menjadi Rp18,96 per saham, dari semula Rp18,41 per saham.
Sementara realisasi total penjualan konsolidasi sampai dengan sembilan bulan 2024 mencapai Rp5,40, tumbuh 4,7 persen yoy.
Head of Investor Relations AVIA, Andreas Timothy Hadikrisno mengatakan pertumbuhan pendapatan berlangsung seiring pencapaian double-digit volume penjualan kuartal ketiga sebesar 12,1 persen yoy.
“Pertumbuhan volume penjualan ini utamanya didukung oleh segmen cat tembok yang naik double-digit secara year-on-year, dan selaras dengan strategi perusahaan di segmen cat tembok,” kata Andreas dalam keterangan di Surabaya, Kamis (31/10/2024).
Adapun laba kotor AVIA mencapai Rp2,4 triliun, lebih tinggi dari tahun lalu, dengan laba sebelum pajak mencapai Rp1,45 triliun.
Andreas menuturkan pencapaian ini didukung fasilitas research, development, and innovation (RDI) perusahaan yang menghadirkan empat produk baru selama periode kuartal ketiga tahun ini.
Diketahui AVIA memacu sejumlah segmen cat tembok kelas premium mencakup No Drop & Batu Alam untuk segmen pelapis anti bocor, Avian Non-Sag Epoxy Hemat untuk segmen lem/adhesive, dan GM 385 Perekat Bata Ringan untuk segmen semen instan.
“Inovasi produk ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan AVIA yang ditujukan untuk mencapai pertumbuhan usaha dalam jangka panjang,” tuturnya.
Strategi ini juga disertai dengan ekspansi pusat distribusi untuk memaksimalkan penetrasi produk di pasar nasional.
Balance sheet AVIA menunjukkan aset terjaga di level Rp11,25 triliun, dengan modal dan utang yang berkinerja positif. Hingga akhir September, kas AVIA tersisa Rp2,35 triliun.
(kunthi fahmar sandy)