MARKET NEWS

Laba Jababeka (KIJA) Semester I-2024 Turun Jadi Rp269 Miliar, Ini Penyebabnya

Desi Angriani 01/08/2024 06:30 WIB

Jika tidak termasuk keuntungan dan kerugian selisih kurs yang belum direalisasikan, maka laba bersih Perusahaan akan menjadi Rp522,1 miliar.

Laba Jababeka (KIJA) Semester I-2024 Turun Jadi Rp269 Miliar, Ini Penyebabnya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan penurunan laba pada semester I-2024 menjadi Rp269,8 miliar.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba KIJA mencapai Rp381,5 miliar. Penurunan laba bersih ini akibat dampak dari pergerakan valuta asing (valas).

Perseroan membukukan keuntungan bersih dari valas sebesar Rp312,3 miliar pada semester I-2023 dibandingkan dengan kerugian valas sebesar Rp258,0 miliar pada semester I-2024.

"Jika tidak termasuk keuntungan dan kerugian selisih kurs yang belum direalisasikan, maka laba bersih Perusahaan akan menjadi Rp522,1 miliar pada semester pertama 2024, dibandingkan dengan Rp80,4 miliar pada periode yang sama di 2023," kata Wakil Direktur Utama KIJA, Budianto Liman, dalam keterangan resmi di keterbukaan informasi BEI, Rabu (31/7/2024).

Meski mencetak penurunan laba, Jababeka mampu meraup kenaikan pendapatan 36 persen menjadi sebesar Rp2,3 triliun

Segmentasi pendapatan terbesar dari Pilar Land Development & Property sebesar Rp1,4 triliun dengan seluruh sub-segmen dalam pilar tersebut menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. 

Segmen tanah matang meningkat 41 persen dari Rp811,3 miliar menjadi Rp1,1 triliun (89 persen berasal dari Kendal). Pendapatan dari tanah dan bangunan pabrik tercatat Rp41,7 miliar.

Selain itu, segmen real estate lainnya, yang terdiri dari tanah dan rumah, apartemen, ruang kantor dan ruko, serta sewa meningkat 29 persen menjadi Rp224,6 miliar.

Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor, EBITDA Perseroan tercatat sebesar Rp856,3 miliar, atau meningkat 31 persen.

Total posisi kas konsolidasian sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 45 persen. Selain itu, kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada semester I-2024 sebesar Rp262,5 miliar.

(DESI ANGRIANI)

SHARE