MARKET NEWS

Laba Japfa Comfeed (JPFA) Tergerus 34,52 Persen di 2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi 03/03/2024 13:00 WIB

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatat laba bersih Rp929,71 miliar sepanjang 2023. Angka ini terkontraksi 34,52% dari 2022.

Laba Japfa Comfeed (JPFA) Tergerus 34,52 Persen di 2023. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatat laba bersih Rp929,71 miliar sepanjang 2023. Angka ini terkontraksi 34,52% dari 2022 lalu yang sebesar Rp1,41 triliun.

Meski demikian, sebagaimana dikutip dari prospektus perseroan, penjualan bersih perseroan naik 4,50% menjadi Rp51,17 triliun dari sebelumnya Rp48,97 triliun. Penjualan segmen peternakan komersial menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang sebesar Rp21,30 triliun dari sebelumnya Rp18,96 triliun.

Kemudian, penjualan segmen pakan ternak tercatat sebesar Rp13,81 triliun. Lalu, segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen berkontribusi sebesar Rp7,95 triliun.

Di samping itu, penjualan produk budi daya perairan tercatat sebesar Rp4,57 triliun. Segmen pembibitan unggas menyumbang sebesar Rp2,41 triliun, sedangkan perdagangan dan lainnya menyumbang sebesar Rp2 triliun.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan tercatat naik 5,75% dari Rp41,28 triliun menjadi Rp43,66 triliun.

Selain itu, beban penjualan dan pemasaran naik 15,06% menjadi Rp2,08 triliun dari sebelumnya Rp1,81 triliun. Serta, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp3,16 triliun dari sebelumnya sebesar Rp3,06 triliun.

Per Desember 2023, total nilai aset perseroan tercatat tumbuh sebesar 4,33% menjadi Rp34,10 triliun dari posisi akhir 2022 yang sebesar Rp32,69 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp19,94 triliun dan ekuitas sebesar Rp14,16 triliun. 

Pada 2023 lalu, perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian untuk tetap menjaga kinerja. Kinerja perseroan tahun lalu didukung oleh keadaan yang sudah berangsur normal pasca pandemi Covid-19. 

Selain itu, momentum Ramadan tahun lalu dinilai berbeda dari beberapa tahun lalu sebelum adanya Covid-19. Di mana daya beli masyarakat kembali meningkat, didukung oleh Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima masyarakat pada saat itu.

(YNA)

SHARE