MARKET NEWS

Laba Melesat 556 Persen, Saham Naik 15 Persen, Valuasi IPCC Masih Murah?

Aldo Fernando - Riset 01/11/2022 13:20 WIB

Harga saham emiten unit usaha Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), melonjak tinggi merespons rilis keuangan yang positif.

Laba Melesat 556 Persen, Saham Naik 15 Persen, Valuasi IPCC Masih Murah? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga saham emiten unit usaha Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), melonjak tinggi merespons rilis keuangan yang positif. Lantas, bagaimana dengan valuasi saham IPCC?

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham IPCC melejit 15,53 persen ke Rp595 per saham.

Volume perdagangan saham IPCC mencapai 35,27 juta saham, lebih tinggi (breakout) dibandingkan rata-rata volume dalam 20 hari terakhir (volume MA 20).

Dengan ini, dalam sebulan belakangan harga saham IPCC naik 16,67 persen dan sejak awal tahun (YtD) terkerek 15,53 persen.

Hanya saja, pergerakan saham IPCC bergerak fluktuatif sepanjang tahun ini. Memulai tahun di level Rp500-an, pada akhir Mei, harga saham IPCC sempat menyundul ke Rp655 per saham.

Namun, sejak saat itu, harga saham IPCC sudah turun 9,16 persen.

Mari bahas sedikit soal valuasi.

Di harga saat ini, saham IPCC diperdagangkan di level 10,11 kali di atas laba per sahamnya (P/E ratio alias PER). Dari rasio price book value (PBV), saham IPCC diperdangkan 0,96 kali di atas nilai buku per sahamnya.

Secara historis, PER IPCC hari ini sedikit berada di bawah rerata 5 tahunan. Sementara, PBV IPCC sedikit mendekati level  -1 standar deviasi dan di bawah patokan (rule of thumb) 1 kali.

Lebih lanjut, PER IPCC terbilang rendah dibandingkan rerata perusahaan peers yang sebesar 30 kali. Selain itu, PER IPCC juga masih di bawah rule of thumb 10 kali.

Dengan menilik sejumlah model valuasi, nilai wajar saham IPCC berada di kisaran Rp825 – Rp1.180 per saham.

Ini artinya, harga saham IPCC masih berpotensi untuk mendekati nilai wajar tersebut. Dengan catatan,  apabila kinerja fundamental perusahaan terus positif.

Laba Melesat 556 Persen

Soal kinerja teranyar, laba bersih emiten terminal kendaraan tersebut melonjak 556,14 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp108,90 miliar sepanjang 9 bulan pertama 2022.

Ini berkat pendapatan perusahaan tumbuh 46,17 persen ke angka Rp508,40 miliar hingga kuartal III 2022.

Pendapatan dari segmen pelayanan jasa terminal masih menjadi andalan perusahaan, menyumbang Rp473,56 miliar. Angka ini tumbuh 45,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Asal tahu saja, pelayanan jasa terminal terdiri dari kegiatan bongkar muat kargo dan penumpukan.

Pertumbuhan pendapatan tersebut melampaui pertumbuhan beban pokok  pendapatan IPCC. Neban pokok pendapatan naik sebesar 24,44 yoy menjadi Rp265 miliar.

Per 30 September 2022, total aset IPCC Rp2,08 triliun, dengan total liabilitas Rp950,10 miliar dan total ekuitas Rp1,13 triliun. Rasio utang dibandingkan ekuitas (DER) IPCC masih di bawah rule of thumb 100 persen, yakni 83,94 persen.

Lebih jauh, total kas perusahaan mencapai Rp890,09 miliar per 30 September 2022, lebih tinggi tinimbang posisi  31 Desember 2021 yang sebesar Rp768,87 miliar.

Prospek di 2022

Mengutip materi paparan publik (public expose) April 2022, rencana perusahaan pada tahun ini adalah, pertama, memperluas pelayanan operasional bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC.

Demi menggolkan rencana tersebut, manajemen akan menjajaki dan mengembangkan lebih banyak kerjasama dengan pembuat mobil, misalnya layanan dengan pabrikan Hyundai. Ini karena, jelas pihak IPCC, Hyundai telah berinvestasi secara signifikan di RI, yakni dengan pembangunan pabrik baru di Cikarang, Delta Mas.

Hyundai juga, kata manajemen, mengutarakan niat mereka untuk memindahkan basis operasi mereka untuk Asia Pasifik ke Indonesia.

Kedua, dukungan pemerintah kepada produsen dalam pengembangan kendaraan listrik (EV) menciptakan lebih banyak potensi pada peningkatan penjualan kendaraan.

“IPCC akan bersiap untuk mendukung penanganan kendaraan EV dengan penyediaan fasilitas pendukung seperti stasiun pengecasan (charging) di area terminal,” jelas manajemen IPCC.

Ketiga,bangkitnya kembali kegiatan infrastruktur yang mendukung industri konstruksi dan pulihnya industri komoditas akan mengangkat permintaan alat berat dan sebagainya komponennya.

Keempat, mempercepat Transformasi Digital Terminal Mobil untuk memungkinkan pengiriman yang optimal dan operasi yang efektif, seperti digitalisasi kantor, RFID, dan lain-lain.

Kelima, perluasan setelah Pelindo melakukan integrasi Pelabuhan Regional 1, 2, 3 dan 4. Mengembangkan jaringan layanan yang memiliki Terminal RoRo

“Terminal Belawan & Terminal Makasar sudah bekerjasama. Selanjutnya, ditargetkan ke Surabaya, Balikpapan, dan lain-lain,” kata manajemen IPCC.

Keenam, selain Hyundai, IPCC membuka kerjasama dengan produsen mobil lain seperti Suzuki, Isuzu, dan yang lainnya.

Ketujuh, penerapan Sistem Manajemen Terpadu terkait HSE berbasis ISO 9001:2015; OHSAS 18001:2007 dan ISO 14001:2015. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE