MARKET NEWS

Laba Tertekan di Semester I, Analis Kerek Target Saham SMRA

Dinar Fitra Maghiszha 12/09/2025 11:24 WIB

Maybank Sekuritas Indonesia dalam risetnya menetapkan rekomendasi buy untuk saham SMRA dengan target harga Rp640 per saham.

Laba Tertekan di Semester I, Analis Kerek Target Saham SMRA (Foto: dok Freepik)

IDXChannel - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat laba sebesar Rp503,5 miliar pada semester I-2025, turun sekitar 33 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Meski terkoreksi secara tahunan, analis menilai capaian tersebut melampaui estimasi seiring kontribusi pendapatan recurring dan pengembangan properti.

Maybank Sekuritas Indonesia dalam risetnya menetapkan rekomendasi buy untuk saham SMRA dengan target harga Rp640 per saham. 

Target tersebut mencerminkan potensi kenaikan sebesar 53 persen dari harga penutupan Rp426 pada Kamis (11/9/2025).

“Earnings semester I-2025 sebesar Rp504 miliar atau turun 33 persen year-on-year, tetapi masih beat estimates berkat pendapatan recurring dan development yang solid,” kata Analis Maybank Sekuritas, Kevin Halim dalam risetnya, Jumat (12/9/2025).

Dia menambahkan, perseroan sedang memperkuat neraca keuangan melalui divestasi aset non-inti, salah satunya di Bali yang disebut bakal selesai tahun ini.
 
“Kami perkirakan divestasi lahan di Bali punya potensi kas Rp1,2 triliun hingga Rp2,3 triliun, yang bisa menurunkan net gearing dari 54 persen di semester I-2025 menjadi 38-45 persen pasca-transaksi,” tutur dia.

Dari sisi pendapatan berulang (recurring income), kontribusi SMRA terus meningkat. Pada kuartal II-2025, recurring income naik 9 persen secara kuartalan dan 5 persen tahunan, ditopang pertumbuhan mal dan hotel.

Recurring income SMRA, kata Kevin, menyumbang 36 persen dari pendapatan semester I-2025.

"Kami proyeksikan recurring ini tumbuh 11 persen CAGR sepanjang 2025-2027 dengan tambahan mal di Bandung, Bekasi, Makassar, serta Harris Hotel Serpong,” ujar Kevin.

Maybank Sekuritas juga menilai valuasi SMRA saat ini masih tertekan. Saham SMRA diperdagangkan dengan diskon 86 persen terhadap RNAV, tertinggi di antara emiten properti sejenis.

Kevin menilai peluang penguatan terbuka melalui rencana penjualan lahan Bali dan aksi korporasi di unit properti investasi.

Selain itu, Kevin juga menilai peluang IPO Summarecon Investment Property (SMIP) juga dapat menjadi katalis, dengan estimasi nilai ekuitas Rp13 triliun hingga Rp26 triliun.

"Ini bisa lebih tinggi dari market cap SMRA saat ini Rp7,3 triliun,” kata Kevin.

Dari sisi pra-penjualan, Maybank memperkirakan SMRA mampu mencatat pertumbuhan 13,8 persen pada 2025. Potensi pemangkasan suku bunga juga menjadi faktor pendukung.

“SMRA adalah top pick kami karena menawarkan leverage earnings paling kuat terhadap rate cut berkat gearing yang tinggi, didukung neraca yang makin sehat dan valuasi yang tertekan,” ujar Kevin.

Hingga Jumat (12/9/2025) pukul 10.43 WIB, saham SMRA naik 1,34 persen ke Rp454.

(DESI ANGRIANI)

SHARE