Laju Saham-Saham Sawit (CPO), Analis Jagokan Tiga Nama Ini
Kinerja sejumlah saham sektor perkebunan sawit dan produsen crude palm oil (CPO) kembali menjadi sorotan di tengah dinamika pasar saat ini.
IDXChannel - Kinerja sejumlah saham sektor perkebunan sawit dan produsen crude palm oil (CPO) kembali menjadi sorotan di tengah dinamika pasar saat ini.
Saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), misalnya, melesat 15,74 persen dalam sepekan. Kemudian, saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) meningkat 10,76 persen dalam periode yang sama.
Kemudian, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) terkerek 6,93 persen sepekan, PT PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mendaki 9,23 persen, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 1,92 persen seminggu belakangan.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai sektor CPO masih menjadi salah satu pilar penting bagi perekonomian nasional.
“Sektor CPO sendiri merupakan salah satu fondasi dari ekonomi negara Indonesia,” ujar Michael, Kamis (10/7/2025).
Ia menekankan, di tengah ketidakpastian global, harga CPO justru menunjukkan ketahanan yang cukup kuat. “Dari segala gejolak politik global serta pengaruhnya terhadap harga komoditas, CPO termasuk komoditas yang paling stabil,” katanya.
Michael mencatat, harga CPO mengalami kenaikan konsisten sejak awal tahun ini. “Terlihat harga CPO mengalami kenaikan yang konsisten di sekitar 23 persen jika kita bandingkan dari awal tahun,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa sektor CPO juga sering mendapat dukungan pemerintah saat ekonomi sedang tertekan. “Sektor CPO adalah sektor yang paling sering mendapatkan subsidi dan bantuan ketika terjadi krisis atau kemunduran ekonomi,” kata Michael.
Menurut dia, besarnya efek berganda yang ditimbulkan sektor ini menjadi alasan utama peran strategisnya. “Multiplier effect yang besar menjadi salah satu alasannya, mengingat banyak pengusaha, petani serta warga yang tersebar di luar kota seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Dari sisi teknikal, Michael juga mencermati peluang di beberapa saham CPO. Ia melihat peluang menarik pada saham DSNG. “DSNG memiliki pola double bottom breakout, dengan potensi kenaikan di 1.000, neckline di 830,” tutur Michael.
Saham TAPG juga menjadi perhatiannya. Ia menilai saham ini sedang menanjak menuju rekor baru. “TAPG bergerak all-time high (ATH), dengan support di 1.060, dan potensi kenaikan di 1.200,” katanya.
Untuk saham LSIP, Michael melihat formasi teknikal klasik yang bisa membuka peluang kenaikan lebih lanjut. “LSIP memiliki pola cup and handle besar dengan target di 1.500, validasi neckline di 1.350, dengan support di 1.200,” demikian ujar Michael.
Sementara itu, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives bertahan di atas MYR4.660 per ton pada Rabu, mencatatkan kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut dan bertahan di level tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir.
Mengutip Trading Economics, sentimen positif ini didorong oleh penguatan harga minyak nabati di Bursa Dalian serta pelemahan ringgit.
Selain itu, produksi minyak sawit diperkirakan melandai karena pohon sawit memasuki fase istirahat musiman menjelang puncak panen pada kuartal ketiga.
Di sisi lain, ekspor minyak sawit juga menguat, dengan pengiriman bulan Juni naik antara 4,3 persen hingga 4,7 persen dibandingkan Mei, menurut data perusahaan survei kargo.
Sementara itu, asosiasi sawit di Indonesia memperingatkan bahwa pengiriman minyak sawit ke AS bisa turun akibat tarif sebesar 32 persen untuk produk Indonesia, yang berpotensi menjadi keuntungan dagang bagi Malaysia.
Permintaan dari India—importir minyak sawit terbesar di dunia—tetap tinggi. Impor minyak sawit India pada Juni mencapai level tertinggi dalam 11 bulan terakhir, didorong oleh harga yang kompetitif.
Namun, laju kenaikan harga minyak sawit tertahan oleh data ekonomi yang lemah dari China. Harga konsumen di China hanya naik tipis pada Juni, sedangkan harga produsen mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua tahun terakhir.
Secara global, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memanaskan ketegangan dagang lewat ancaman tarif baru. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.