MARKET NEWS

Lima Emiten Kakap dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di RI, Tumbuhnya Ciamik

Fiki Ariyanti 10/08/2023 06:31 WIB

Berikut emiten kakap di BEI dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar tertinggi. Pertumbuhannya makin ciamik,

Lima Emiten Kakap dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di RI, Tumbuhnya Ciamik (Foto MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah emiten silih berganti menghuni daftar 10 perusahaan tercatat dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Emiten bank big cap menjadi langganan rutin perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI selama bertahun-tahun. Sebut saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). 

Kini per 7 Agustus 2023, BBCA sudah berada di peringkat pertama  top 10 market cap dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp1.132 triliun. Disusul BBRI pada posisi kedua Rp855 triliun, dan BMRI di peringkat keempat dengan kapitalisas pasar sebesar Rp543 triliun. 

Peningkatan nilai kapitalisasi pasar emiten-emiten di BEI turut mendongkrak market cap BEI yang kini menembus lebih dari Rp10 ribu triliun. 

Berikut emiten kakap di BEI dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar tertinggi sejak Agustus 2019 sampai saat ini:

1. BBCA

Bank swasta milik Grup Djarum tersebut mengecap kenaikan nilai kapitalisasi pasar sebesar 52,06 persen dalam kurun waktu empat tahun. Dari sebelumnya hanya Rp744,46 triliun, sekarang kapitalisasi pasar BBCA menjadi Rp1.132 triliun per 7 Agustus 2023. 

BBCA masih mempertahankan posisinya di ranking pertama dalam jajaran 10 perusahaan tercatat dengan kapitalisasi pasar terbesar sejak Agustus 2019 hingga saat ini. 

Dari sisi kinerja, bank milik orang terkaya di Indonesia,  Hartono bersaudara itu mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 34,0% year on year menjadi Rp24,2 triliun di semester I-2023.

Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9,0% YoY menjadi Rp735,9 triliun di Juni 2023. 

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9% YoY mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023, berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Di samping itu, harga saham BBCA kembali menembus rekor tertinggi baru sepanjang sejarah atau all time high (ATH). Saham BBCA berada di Rp9.300 pada sesi II perdagangan Rabu (9/8/2023).

2. BBRI

BBRI kini membukukan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp855 triliun. Sementara empat tahun lalu, market cap bank BUMN tersebut sebesar Rp521,42 triliun, sehingga terjadi peningkatan signifikan kapitalisasi pasar sebesar 64 persen.

Perseroan bertahan di posisi kedua top 10 market cap di BEI sampai dengan saat ini. BBRI belum merilis laporan keuangan semesterI-2023. Namun melihat kinerja kuartal I tahun ini, bank yang fokus memberdayakan UMKM dan ultra mikro itu meraih hasil positif.

Bank BRI mencetak laba bersih Rp15,56 triliun pada kuartal I-2023. Angka tersebut naik 27,37% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp12,21 triliun.

BRI juga mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi menjadi Rp32,77 triliun pada kuartal I-2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp3,40 triliun. Marjin bunga bersih BBRI tercatat tumbuh 6,67% (yoy).

Perolehan laba yang tinggi tersebut juga didukung dari total kredit yang disalurkan BRI dan perusahaan anak mencapai Rp1.180,12 triliun. Kredit mikro tumbuh 11,18% (yoy) dengan komposisi kredit UMKM sebesar 83,86% dari total kredit BRI.

Dari kinerja harga sahamnya, BBRI kembali menyentuh all time high. Hingga penutupan Rabu (9/8), BBRI berakhir menguat 1,33 persen di Rp5.700. Level tertinggi sepanjang masa berada di area Rp5.750.

Area tersebut sempat disentuh sejak Kamis (27/7) hingga beberapa hari terakhir di awal Agustus ini. Kendati sempat terjadi pembalikkan harga, tetapi area koreksi masih terjaga di Rp5.525.

3. BYAN

Emiten pertambangan batu bara milik orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong sukses menerobos daftar 10 emiten kapitalisasi pasar terbesar. Dari sebelumnya pada Agustus 2019 di ranking 20 besar, kini BYAN sukses berada di peringkat tiga. 

Perseroan mencatatkan lonjakan nilai kapitalisasi pasar sebesar 965,64 persen selama empat tahun dari sebelumnya Rp54,33 triliun menjadi Rp579 triliun per 7 Agustus 2023.

Melongok rapor keuangannya pada semester I-2023, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BYAN merosot menjadi USD723,85 juta dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD970,76 juta.

Hal ini sejalan dengan pendapatan perseroan yang cuma naik tipis di enam bulan pertama 2023 menjadi USD2,04 miliar dari sebelumnya di semester I-2022 sebesar USD2 miliar. Sementara beban pokok pendapatan membengkak menjadi USD975,76 juta, sehingga menggerus pendapatan dan menekan laba. 

Saham BYAN ditutup menguat 0,14 persen ke level 17.450 pada perdagangan Rabu (9/8) setelah sejak awal Agustus melemah. Bahkan sang pendiri, Low Tuck Kwong harus turun tangan dengan memborong saham perseroan di harga pucuk Rp19.679,48 per saham pada 1-3 Agustus dan 7 Agustus 2023. Aksi tersebut mengerek saham BYAN naik 0,29 persen pada 8 Agustus 2023 ke level 17.425. 

4. BMRI

Bank Mandiri terpantau mengalami kenaikan nilai kapitalisasi pasar sebesar 62,11 persen dalam kurun waktu empat tahun. Kapitalisasi pasar BMRI per 7 Agustus 2023 mencapai Rp543 triliun dan berada di posisi keempat top 10 market cap di BEI. 

Sebelumnya pada periode Agustus 2019, bank BUMN itu membukukan kapitalisasi pasar senilai Rp528,99 triliun. Perihal kinerjanya, Bank Mandiri mencatat kenaikan laba konsolidasi sebesar 24,74% sepanjang semester I-2023.

Laba tersebut naik menjadi Rp25,23 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,2 triliun. Laba bank only pada paruh pertama tahun ini, tercatat naik menjadi Rp23 triliun dibandingkan 2022 yang sebesar Rp18,53 triliun.

Capaian tersebut berasal dari pendapatan bunga dan syariah konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp64,19 triliun, tumbuh dari posisi Rp52,93 miliar periode tahun sebelumnya.

Kemudian beban Bank Mandiri juga turun dari Rp15,48 triliun menjadi Rp13,83 triliun. Penurunan beban tersebut seiring kenaikan komisi menjadi Rp9,42 triliun dari sebelumnya Rp8,33 triliun.

BMRI juga mencatat peningkatan pendapatan lainnya dari Rp5,51 triliun menjadi Rp7,3 triliun. Sementara aset Bank Mandiri mencapai Rp1.963,98 triliun, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1.992,54 triliun.

Saham BMRI ditutup stagnan di posisi 5.900 pada perdagangan Rabu (9/8). Saham bank big cap tersebut sempat berada di zona merah dan menyentuh level terendah 5.850. Namun berhasil bangkit ke zona hijau dan menembus level tertinggi 5.950. 

5. AMMN

Terbaru, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berhasil merangsek masuk dalam jajaran tersebut. Padahal emiten pertambangan tembaga dan emas raksasa kedua di Indonesia itu baru listing perdana di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2023.

Entitas Grup Medco tersebut tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp211 triliun, berdasarkan data BEI per 7 Agustus 2023. 

Posisinya di bawah ASII Rp278 triliun, tetapi sudah menyalip TPIA, BBNI, dan UNVR dengan kapitalisasi masing-masing sebesar Rp178 triliun, Rp166 triliun, dan Rp142 triliun. 

Emiten milik keluarga Panigoro dan Grup Salim tersebut mencatat kan laba mencapai USD1,09 miliar atau setara Rp17,20 triliun. Pencapaian ini meningkat 244,90 persen year-on-year (yoy) dibandingkan 2021 sebesar USD317,04 juta.

Kemudian, AMMN telah membukukan laba bersih mencapai USD147,51 juta hanya dalam dua bulan pertama 2023. Realisasi itu setara Rp2,24 triliun (kurs JISDOR 28 Februari Rp15.240). Pencapaian ini naik 49,37 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dua bulan pertama tahun lalu sebesar USD98,74 juta.

Saham AMMN pada perdagangan Rabu (9/8) terparkir pada level 3.000 atau naik 1,35 persen. Seharian saham AMMN bergerak di zona hijau meski sempat dibuka stagnan di 2.960. 

(FAY)

SHARE