MARKET NEWS

Lo Kheng Hong Sebut Sektor Batu Bara Masih Jadi Idaman, Intip Prospek Emitennya

Dinar Fitra Maghiszha 08/11/2024 09:38 WIB

Sektor batu bara masih menjadi idaman investor di tengah krisis geopolitik. Bagaimana dengan prospek emiten batu bara?

Lo Kheng Hong Sebut Sektor Batu Bara Masih Jadi Idaman, Intip Prospek Emitennya (foto mnc media)

IDXChannel - Sektor batu bara masih menjadi idaman investor di tengah krisis geopolitik mancanegara. Terlebih, masih terdapat optimisme atas fundamental emiten batu bara, ditambah imbal hasil dividen.

Dari 14 juta investor pasar modal, investor kawakan, Lo Kheng Hong menyebut, sektor batu bara masih menjadi favoritnya.

“Masih kok, masih batu bara itu,” katanya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/11/2024).

Bisnis emas hitam ini tak pernah padam saat dunia mulai menggaungkan energi terbarukan, terlebih ada pesimisme terhadap harga batu bara.

Lo Kheng Hong yang beberapa waktu lalu mengunjungi entitas PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) juga tak menampik prospek positif bagi sektor kesehatan.

Seberapa Menarik Emiten Batu Bara?

Berdasarkan riset CGS International Sekuritas Indonesia, prospek batu bara 2025 masih terdorong risiko geopolitik. Selain ketegangan Timur Tengah, juga terdapat kebutuhan yang seimbang dengan gas bumi.

“Risiko geopolitik masih tetap ada karena Uni Eropa masih membutuhkan 18 persen pasokan gas dari Rusia,” tulis riset CGS Sekuritas awal November 2024.

Peningkatan produksi batu bara China dan Indonesia juga dinilai dapat berkontribusi terhadap keseimbangan pasokan yang lebih tinggi di level global.

Dalam riset, harga batu bara diproyeksikan masih cenderung lebih tinggi dari yang diperkirakan, dengan asumsi harga batu bara menjadi USD135 per ton untuk 2024 dan USD110 per ton untuk 2025 masing-masing naik 35 persen, dan naik 47 persen dari perkiraan sebelumnya.

Semarak dividen yield dari emiten batu bara, demikian juga valuasi emiten juga menjadi katalis positif, sejalan dengan pertumbuhan laba, seperti saham-saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), hingga PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Perusahaan batu bara dalam cakupan CGS Sekuritas, menawarkan hasil dividen 2025 yang menarik sebesar 7-10 persen (sejalan dengan rata-rata historis 4-13 persen, sementara diperdagangkan mendekati 1 sampai dengan di atas P/E rata-rata 5 tahun mereka. 

Terdapat peluang untuk kenaikan imbal hasil dividen sekitar 4,4-9,6 persen karena perusahaan-perusahaan menghasilkan arus kas bebas yang tinggi dan rasio kas terhadap kapitalisasi pasar yang tinggi sebesar 16-53 persen. 

“Kami menaikkan peringkat sektor batu bara menjadi Netral dari Underweight, dengan mencatat bahwa faktor geopolitik dapat menopang harga gas dan batu bara dalam waktu dekat,” menurut riset tersebut. 

(Fiki Ariyanti)

SHARE