MARKET NEWS

Lonjakan Kasus Covid Bikin Rupiah Terus Tertekan ke Rp14.600 per USD

Advenia Elisabeth/MPI 09/07/2021 07:08 WIB

Diperkirakan pada perdagangan hari ini, rupiah bakal melemah lagi level Rp14.510-Rp14.600 per USD.

Lonjakan Kasus Covid Bikin Rupiah Terus Tertekan ke Rp14.600 per USD (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Makin meningkatnya kasus positif covid-19 membuat rupiah makin tertekan. Diperkirakan pada perdagangan hari ini, rupiah bakal melemah lagi level Rp14.510-Rp14.600 per USD.

Sebelumnya, rupiah ditutup melemah 42 point atas dolar Amerika Serikat di level Rp14.525 dalam perdagangan kemarin. Melemahnya alat tukar Indonesia ini dipicu oleh lonjakan pandemi Covid-19 yang belum tertangani sampai saat ini.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan Indonesia baru saja dicap sebagai negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income) oleh Bank Dunia disebabkan belum tertangani lonjakan pandemi Covid-19 sampai saat ini.
 
“Tercatat bahwa Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto Indonesia saat ini sebesar USD3.979 per kapita. Artinya Indonesia turun satu kasta setelah 2019 lalu Indonesia berperingkat sebagai negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income),” kata Ibrahim dalam rilis hariannya, Jumat (9/7/2021).
 
Ia menuturkan pandemi Covid-19 pada 2020 telah membuat perekonomian Indonesia luluh lantak. Dimana pada ekonomi Indonesia  2020 mengalami kontraksi pertumbuhan mencapai 2,07 persen dibandingkan tahun 2019. Realisasi tersebut merupakan kontraksi yang terparah sejak 1998.
 
Secara bersamaan Bank Indonesia (BI) kemarin melaporkan cadangan devisa (cadev) per akhir Juni 2021 sebesar USD137,1 miliar, naik USD700 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,2 bulan impor atau 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
 
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan,” ujar dia. (RAMA)

SHARE