MARKET NEWS

Lotte Chemical (FPNI) Pangkas Belanja Modal Jadi Rp50 Miliar di 2025, Ini Alasannya

Cahya Puteri Abdi Rabbi 20/06/2025 13:32 WIB

PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD3 juta pada 2025.

PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD3 juta pada 2025. (Foto: MNC Media/Cahya Puteri)

IDXChannel - PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD3 juta pada 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Lotte Chemical, Calvin Wiryapranata menjelaskan, alokasikan capex pada tahun ini lebih rendah karena sepanjang dua tahun sebelumnya, perseroan melakukan pemeliharaan besar (turnaround) pada fasilitas produksi.

Capex tahun 2025 kita rencana sekitar USD3 juta. Jadi tidak terlalu besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena memang kita baru lakukan turnaround 2023 ya. Jadi kita sudah keluarkan capex yang besar sehingga tidak perlu keluarkan lagi,” ujar Calvin dalam Paparan Publik di Jakarta, Jumat (20/6/2025). 

Sebagai informasi, pada 2024, FPNI mengalokasikan capex hingga USD9 juta, tiga kali lipat dari tahun ini. Sementara pada tahun sebelumnya, produsen polyethylene menetapkan capex USD13 juta meski tak terserap habis dan sebagian di-carry over pada tahun berikutnya.

Calvin menambahkan, hingga kuartal pertama 2025, realisasi capex baru mencapai USD538.000. “Ya, lebih kurang segini,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, proses pemeliharaan besar dan peremajaan fasilitas produksi perseroan membutuhkan biaya yang signifikan. Proses ini dibutuhkan untuk menjaga efisiensi dan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang.

Dengan minimnya kebutuhan investasi tambahan di 2025, Lotte Chemical bakal lebih fokus pada optimalisasi operasional dan efisiensi biaya, sambil menjaga kinerja bisnis di tengah dinamika industri petrokimia yang masih menantang. 

Pendapatan Lotte Chemical mengalami penurunan sebesar 2,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari USD376,2 juta di 2023 menjadi USD368 juta di 2024. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya volume penjualan sebesar 5,9 persen yang berkontribusi signifikan terhadap kontraksi pendapatan.

Dampak penurunan pendapatan ini semakin terasa pada sisi profitabilitas. Laba usaha (operating profit) perusahaan anjlok drastis hingga 181 persen dari laba sebesar USD2,9 juta pada 2023 menjadi rugi operasional sebesar USD5,2 juta di 2024.

Sementara itu, rugi bersih perusahaan juga semakin dalam, dari USD0,4 juta di 2023 menjadi USD14,7 juta pada tahun 2024.

Penurunan laba ini utamanya disebabkan oleh merosotnya selisih margin antara harga jual produk utama, PE dengan bahan baku utama (feedstock), yang menurun sebesar USD19 per metrik ton (USD123 vs USD142 per MT). Adapun biaya konversi meningkat sebesar 4,7 persen dari USD129 per MT menjadi USD135 per MT.

Melemahnya permintaan pasar PE akibat perlambatan ekonomi global dan meningkatnya ketidakpastian pasar juga mempengaruhi margin laba rugi. Persaingan yang semakin ketat akibat masuknya pasokan baru dari pabrik petrokimia regional juga berpengaruh.

Menurut Calvin, masalah lainnya ada di kenaikan harga bahan baku ethylene, yang tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual PE. Secara keseluruhan, kombinasi antara melemahnya permintaan, persaingan yang tinggi, dan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi telah membuat kinerja keuangan Lotte Chemical pada 2024 berada di bawah tekanan berat. 

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE