Lunasi Obligasi Jatuh Tempo, RS Mayapada (SRAJ) Kantongi Pinjaman Rp407 Miliar dari SMI
Pinjaman ini akan digunakan untuk melunasi Obligasi I SRAJ Tahun 2022 Seri A yang akan jatuh tempo pada 7 Oktober 2025.
IDXChannel - Emiten Rumah Sakit (RS) Grup Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) memperoleh fasilitas kredit senilai Rp407,9 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.
Pinjaman ini akan digunakan untuk melunasi Obligasi I SRAJ Tahun 2022 Seri A yang akan jatuh tempo pada 7 Oktober 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Senin (29/9/2025), perjanjian pembiayaan antara SRAJ dan SMI ditandatangani pada 26 September 2025. Fasilitas kredit ini memiliki jangka waktu 10 tahun sejak tanggal pencairan.
Selama lima tahun pertama, pinjaman akan dikenakan suku bunga tetap (fixed rate) 8,50 persen per tahun. Sementara itu, untuk lima tahun berikutnya, berlaku suku bunga mengambang (floating) yang dihitung berdasarkan reference rate ditambah margin sebesar 8,50 persen, yang penetapannya dilakukan pada saat penandatanganan perjanjian.
Selain itu, terdapat sejumlah ketentuan biaya dalam fasilitas pembiayaan ini, antara lain:
- Structuring Fee: 1 persen flat dari limit fasilitas pembiayaan, dibayarkan selambat-lambatnya tiga hari kerja sebelum pencairan.
- Facility Fee: 0,10 persen flat dari limit fasilitas pembiayaan, dibayarkan maksimal tiga hari kerja sebelum pencairan.
- Commitment Fee: 0,5 persen flat dari dana yang tidak ditarik pada akhir periode ketersediaan, dibayarkan tujuh hari kerja setelah periode ketersediaan berakhir.
Untuk denda keterlambatan, SRAJ akan dikenakan tarif 2 persen di atas bunga yang berlaku pada fasilitas pinjaman. Sementara untuk pelunasan dipercepat, dikenakan 1 persen flat dari jumlah pelunasan jika sumber dana berasal dari pendapatan operasional proyek.
Lalu 2 persen flat jika pelunasan dipercepat menggunakan dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya.
Manajemen SRAJ menegaskan, fasilitas pembiayaan ini tidak memberikan dampak negatif terhadap kondisi keuangan perusahaan. Sebaliknya, langkah ini akan memberikan dampak positif terhadap strategi keuangan dan operasional SRAJ ke depan, terutama dalam menjaga likuiditas dan kelancaran pelunasan kewajiban obligasi.
(DESI ANGRIANI)