MARKET NEWS

Makassar New Port, Pelindo IV Ciptakan Efisiensi Ekspor dari Timur

Fahmi Abidin 17/12/2019 15:15 WIB

Pembangunan pelabuhan Makassar New Port (MNP) terus dilakukan oleh Pelindo IV, mulai digarap sejak 2015 ini dibangun guna mempermudah ekspor dan pemerataan.

Jadi Pelabuhan Terbesar di Timur Indonesia, Pelindo IV Tawarkan Efisiensi. (Foto: Ist)

IDXChannel – Pembangunan pelabuhan Makassar New Port (MNP) terus dilakukan oleh Pelindo IV, mulai digarap sejak 2015 ini dibangun guna mempermudah ekspor dan pemerataan di Indonesia Timur.

Dikatakan Direktur Pelindo IV Farid Padang, Makassar New Port atau MNP telah menawarkan efisiensi proses pengiriman barang ke Indonesia timur. Dengan memberikan pelayanan Direct Export dan Direct Call, pengiriman yang semula  harus melalui Jakarta dan Surabaya kini bisa langsung menuju Makassar.

“Padahal kemampuan pendingin kan hanya bisa sampai 20 hari (perishable product). Jika lebih dari itu, maka grade ekspor akan menurun, yang berimbas pada nilai ekspor barang mentah menjadi di-reject dan turun harganya. Eksportir akan kena harga yang murah, nelayan dan petani yang terkena dampaknya,” tutur Farid dalam acara IDX Channel Economic Outlook bertajuk "Sinergi Memperkuat Kawasan Timur Indonesia" di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Makassar New Port

Selain itu, pelabuhan yang mulai beroperasi sejak 28 Maret 2019 lalu ini dapat menghemat biaya pengiriman barang hingga 500 USD. Farid menyebut, meski baru memiliki luas 360 meter dari total luas  1.428, hingga saat ini Makassar New Port (MNP) mampu melayani 10.000 kontainer.

“Pada pertama kali kami hanya memiliki 40 kontainer. Semakin bertambahnya tahun, kini kami sudah ada 10.000 kontainer,” imbuh Farid Padang.

Makassar New Port, ungkap Farid, telah menggunakan teknologi terbaru dalam struktur bangunannya. Dampak dari penggunaan struktur ini disebut dapat menurunkan biaya pengeluaran hingga 50% dan meningkatkan kekuatan hingga 75%.

“Teknologinya baru, ini pertama di Indonesia. Nama strukturnya second file dengan sistem boring di atas reklamasi. Itu bisa meningkatkan kekuatan 75%. Kalau craine di pelabuhan biasa dengan berat 1.200 (ton), sedangkan kita bisa sampai 2000 (ton),” ucapnya.

Ditambahkan Farid, efisensi pembangunan dermaga yang biasanya Rp31.000.000 per meter sekarang hanya Rp21.000.000 per meter, tapi kekuatannya lebih tinggi. Sistem ini pertama kali diterapkan  pelabuhan di Liverpool.

Digitalisasi Makassar New Port

Untuk mengurangi kriminalisasi dan pungutan liar, MNP akan melakukan digitalisasi untuk semua kegiatannya. Sistem online berbasis aplikasi akan berlaku untuk para penumpang yang akan menggunakan pelabuhan Makassar New Port.

“Kami punya digitalisasi di tiga tahap. Pertama digitalisasi di terminal, disana nanti menggunakan scan, disana sudah online semua. Kemudian ada e-tikecting. Terakhir, digitalisasi di tiket masuk namanya e-pass. Terpenting nanti kita juga ada digitalisasi dengan departemen perdagangan,” pungkasnya. (*)

SHARE