Manajemen Fore Kopi (FORE) Tegaskan Rencana IPO Bukan Exit Strategy
Manajemen PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) menegaskan, rencana perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bukan bagian dari exit strategy investor lama.
IDXChannel - Manajemen PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) menegaskan, rencana perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bukan bagian dari exit strategy investor lama.
“Tidak, ini tidak exit strategy, karena kalau mau exit kenapa kami IPO-nya sekarang? Ini adalah waktu terburuk karena pasar sedang rendah. Kalau mau exit harusnya di waktu yang tinggi, sehingga kami bisa optimasi valuasi,” kata Komisaris Utama Fore sekaligus Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dalam acara Investor Gathering di Jakarta pada Jumat (21/3/2025).
Willson menegaskan, para investor tidak memiliki rencana exit pasca IPO. Menurutnya, Fore merupakan perusahaan yang bertumbuh dengan baik, terlepas dari bagaimanapun kondisi pasar.
Selain itu, penggunaan dana IPO untuk kebutuhan primer juga membuat para investor tetap mendukung pertumbuhan perseroan.
“Karena visi dari Fore adalah menjadi tuan di negara sendiri, dan jangka panjangnya adalah from Indonesia to the world,” kata Willson.
Sebagai informasi, PT Fore Kopi Indonesia Tbk menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dan dijadwalkan melantai di BEI pada 11 April 2025 dengan kode FORE.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan sebanyak 1,88 miliar saham atau 21,08 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Harga penawaran awal yang ditawarkan sebesar Rp150-Rp202 per saham, sehingga perseroan berpotensi meraup dana sebesar Rp379,76 miliar.
Sekitar 76 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin, dengan komposisi 10 persen untuk outlet flagship, 80 persen untuk outlet medium dan 10 persen untuk outlet Satellite, namun tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek, serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.
“Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 sampai tahun 2026,” demikian dikutip dari prospektus perseroan.
(Dhera Arizona)