MARKET NEWS

Manajemen Ungkap Fakta Penyebab Saham BUMI Tiba-Tiba Melesat

Fiki Ariyanti 27/04/2024 07:01 WIB

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepekan ini berpesta karena harganya mengalami lonjakan. Berikut faktanya.

Manajemen Ungkap Fakta Penyebab Saham BUMI Tiba-Tiba Melesat (foto mnc media)

IDXChannel - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepekan ini berpesta karena harganya mengalami lonjakan. Dalam seminggu terakhir, saham tambang Grup Bakrie ini sudah menanjak 14,12 persen. 

Tepatnya pada 23 April 2024, saham BUMI melesat 21,18 persen ke level 103 pada penutupan perdagangan. Nilai transaksi sahamnya mencapai Rp412 miliar dengan volume 4,1 miliar saham dan frekuensi sebanyak 35.965 kali, berdasarkan data RTI Business. 

Padahal pada perdagangan sebelumnya pada 22 April, harga saham BUMI masih berada di level 85. Kemudian, pada penutupan perdagangan Rabu (24/4), saham BUMI kembali menguat 2,91 persen ke level 106. Nilai transaksi sahamnya mencapai Rp383,05 miliar dengan volume 3,62 miliar saham dan frekuensi sebanyak 27.163 kali.

Atas volatilitas tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada manajemen BUMI. 

Dalam Keterbukaan Informasi BEI, Direktur dan Corporate Secretary, Dileep Srivastava menerangkan, perseroan telah mengumumkan rencana untuk melakukan kuasi reorganisasi untuk mengompensasi saldo laba dengan agio saham yang tercatat dalam buku.

"Sehingga perseroan dapat melakukan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham. Namun hal tersebut masih bergantung pada diperolehnya persetujuan dari regulator dan pemegang saham perseroan," ujar dia, Jakarta, Jumat (26/4).

Rencana kuasi reorganisasi ini, diakui Dileep, akan dimintai persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya digelar pada 30 Mei 2024.

"Saat ini, selain rencana di atas, tidak ada informasi atau fakta penting lain yang material dan dapat memengaruhi harga saham perseroan, serta kelangsungan hidup perseroan," tegasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Dileep menjelaskan tentang rencana kuasi reorganisasi. Dipaparkannya, BUMI saat ini mencatatkan laba ditahan negatif sebesar USD2,35 miliar per akhir 2023.

“Berdasarkan peraturan, hal ini menghalangi Bumi untuk membayar dividen,” kata Dileep kepada IDXChannel.com, Selasa (23/4).

Karenanya, dengan peraturan soal kuasi reorganisasi BUMI kini berupaya mengimbangi laba ditahan negatif tersebut dengan premi saham sebesar lebih dari USD3 miliar yang tercatat dalam bukunya. Hal ini harus mendapat persetujuan dari OJK.

Ketika ditanya mengenai kapan BUMI akan membagikan dividen lagi setelah absen sekian lama, Dileep menyebut, perusahaan akan mengupayakan hal itu sesegera mungkin usai proses kuasi reorganisasi rampung nantinya.

“Ini [pembagian dividen] harus mendapat persetujuan OJK. Akan kami usahakan secepatnya,” imbuh Dileep.

Data perdagangan hari ini (26/4), saham BUMI berakhir merosot 5,83 persen ke level di bawah 100 lagi, tepatnya Rp97 per saham. Nilai transaksi saham pada penutupan perdagangan akhir pekan ini sebesar Rp158,15 miliar dengan volume 1,6 miliar saham dan frekuensi sebanyak 10.297 kali.

(FAY)

SHARE