Masyarakat Menengah Kembali Gunakan BPJS Kesehatan, Prodia (PRDA) Ikut Terdampak
Dirut Prodia menyebut banyak dari kelas menengah mulai kembali menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Hal itu pun berdampak pada perseroan.
IDXChannel - Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), Dewi Muliaty, menilai saat ini terjadi pergeseran akses layanan kesehatan di kelas menengah. Banyak dari kelompok masyarakat tersebut mulai kembali menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.
Ia menilai pergeseran masyarakat kelas menengah yang kembali menggunakan BPJS Kesehatan ini disebabkan oleh peningkatan layanan yang diberikan di samping situasi dan kondisi ekonomi saat ini.
Lebih lanjut, Dewi mengatakan tren tersebut ikut memberikan dampak terhadap kinerja perseroan yang juga bergerak di layanan kesehatan.
"Itu menjadi evaluasi buat kita, bahwa kelihatannya tahun terakhir ini ada sedikit pergeseran minat pelayanan di masyarakat. Kalau saya bilang tadi ada di middle, yang middle ini cukup banyak beralih ke BPJS Kesehatan, karena layanan BPJS juga meningkat," ujarnya dalam Podcast The Fundamentals IDX Channel, Rabu (4/9/2025).
Pada semester I-2025, Prodia tetap mencatatkan kinerja yang relatif solid. Pendapatan hingga akhir Juni tercatat sebesar Rp1,03 Triliun, terkoreksi sebesar 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan ini masih ditopang dari permintaan layanan diagnostik di tengah kondisi pasar yang menantang.
Platform digital unggulan Prodia, U by Prodia, menunjukkan kinerja yang juga solid. Pendapatannya tumbuh hampir 400 persen dibanding tahun lalu. Kerugian juga berhasil ditekan secara signifikan dan menunjukkan arah bisnis yang semakin positif dan efisien.
Di sisi lain, koreksi pendapatan yang terjadi pada semester I-2025 turut dipengaruhi oleh ramainya aktivitas pasca pandemi Covid-19. Bahkan, masyarakat yang biasa melakukan medical tourism ke luar negeri dan sempat vakum saat pandemi, kini sudah bisa kembali melakukannya.
"Sekarang banyak tantangannya, dalam arti layanan kesehatan sudah banyak pilihan. Ini juga menjadi tantangan bagi kami agar bagaimana bisa terus berinovasi," kata Dewi.
Ia menyebut saat ini Prodia memiliki sekitar 3 ribu jenis tes kesehatan. Bahkan tidak jarang menjadi rujukan dari fasilitas kesehatan lain untuk melakukan diagnosis penyakit lebih jauh.
"Sebetulnya tidak perlu pemeriksaan canggih ke luar negeri, karena teknologi yang ada di luar, saat ini Prodia sudah memiliki," tutupnya.
(Febrina Ratna Iskana)