Mau Raih Untung Jangka Panjang, Tepatkah Berinvestasi di Saham Perbankan?
Saham perbankan menjadi salah satu favorit untuk berinvestasi.
IDXChannel - Saham perbankan menjadi salah satu favorit untuk berinvestasi. Bukan tanpa alasan, sektor perbankan menjadi salah satu penopang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Head of Business Mentor Inc, Aliyah Natasya, mengatakan perbankan merupakan sektor yang cukup stabil dan memberikan keuntungan jangka panjang.
"Mungkin sektornya kedengaran boring ya, tapi seperti yang kita tau rajanya IHSG itu masih dikuasai oleh perbankan," ujar dia dalam Live IG IDXChannel bertajuk 'Investasi Saham untuk Dana Beli Rumah, Apakah Tepat', dikutip Kamis (8/12/2022).
Namun, menurut Aliyah, hanya bank non digital yang dinilai stabil, sementara bank digital dinilai belum stabik karena beberapa hal.
"Tapi perbankan yang memang non-digital ya, gitu. Mungkin untuk sektor bank digital ini masih banyak trial dan error, masih perlu cost of operation yang cukup tinggi sehingga margin profitnya itu masih terbatas," jelas dia.
Selain itu, jika melihat lebih jauh, Aliyah mengatakan penggerak ekonomi saat ini adalah kredit.
"Di mana kucuran kredit itu berasal dari bank-bank BUMN atau pun misalnya BBCA yang super perkasa," tambah dia.
Menuju momentum window dressing, bank-bank tersebut juga terus membuktikan kinerja yang baik dan terefleksi dalam pergerakan harganya.
Aliyah sendiri mengaku percaya pada sektor perbankan, karena kelebihan jangka panjang yang dimiliki.
“Kenapa saya hanya berani bertaruh pada sektor perbankan? Kan tadi ditanyanya view-nya panjang, tapi dengan adanya pandemi dua tahun ini kita justru melihat ini jadi kejatuhan dari sektor konsumer, ya kan," ujarnya.
Ia juga menilai bahwa walaupun Indonesia masih didominasi sektor konsumsi, namun daya beli dari masyarakat belum pulih sepenuhnya.
Aliyah mengungkapkan bahwa rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) oleh pemerintah dan isu Pemilu dapat berkontribusi terhadap kredit, sehingga mempengaruhi nilai saham perbankan.
“Sedangkan jika kita melihat dengan agenda perekonomian didukung dengan adanya isu Pemilu dan isu ibu kota negara baru, ini kan berarti rencananya ke pembangunan, nah pembangunan ini pertama kali yang menggerakkan dari mana? dari kucuran kredit," kata dia.
“Jadi kalo ditanya tiga tahun ke depan ini saya heavy confidence-lah untuk perbankan. Cuma ya dipilih-pilih juga timing-nya ini saat yang tepat itu kapan," imbuh dia. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro