MARKET NEWS

Mayoritas Bursa Asia Dibuka Cerah, Indeks Shanghai Melemah Sendirian 

Fiki Ariyanti 09/12/2022 08:39 WIB

Bursa saham Asia dibuka relatif menguat pada perdagangan Jumat (9/12/2022), namun hanya indeks Shanghai yang melemah sendirian.

Mayoritas Bursa Asia Dibuka Cerah, Indeks Shanghai Melemah Sendirian. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Bursa saham Asia dibuka relatif menguat pada perdagangan Jumat (9/12/2022) setelah wall street membukukan kenaikan pertama mereka bulan ini di tengah fokus investor menunggu data inflasi utama di China dan Amerika Serikat (AS). 

Indeks Nikkei Jepang menguat ke 27.633,96, dan Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,17% atau 34,00 poin ke 19.484,23.

Sementara Indeks Strait Times Singapura menanjak 0,29% ke 3.242,67. Namun hanya Indeks Shanghai China yang melemah, yaitu turun 0,01% atau 0,23 poin ke 3.197,12.

Dolar AS mengalami sedikit perubahan versus sebagian besar mata uang utama setelah jatuh pada Kamis (8/12) karena minat yang didorong oleh geopolitik untuk investasi memudar.

Imbal hasil Treasury mempertahankan keuntungan dari sesi sebelumnya, dengan imbal hasil 10 tahun di bawah 3,5%. Imbal hasil obligasi pemerintah beralih lebih rendah di Australia, sementara di Selandia Baru bergerak lebih tinggi.

Dari sisi sentimen, indeks harga produsen hari Jumat untuk November adalah salah satu bagian terakhir dari data yang akan dilihat oleh pembuat kebijakan The Fed sebelum pertemuan kebijakan 13-14 Desember. 

PPI pada Oktober mendingin lebih dari yang diharapkan. Sementara itu, ada beberapa tanda pasar tenaga kerja mendingin, dengan klaim pengangguran yang terus naik ke level tertinggi sejak awal Februari.

Ahli strategi dari Morgan Stanley hingga JPMorgan Chase & Co. telah memperingatkan investor agar tidak menumpuk kembali risiko di tengah harapan The Fed semakin dekat dengan kebijakan yang lebih longgar.

“Kami pikir yang terburuk belum datang. Kami sedang mencari resesi moderat tahun depan, yang berarti penurunan moderat dalam keuntungan perusahaan adalah target kami untuk tahun ini,” kata Gary Schlossberg, ahli strategi global di Wells Fargo Investment Institute, dari Bloomberg.

Wells Fargo mengharapkan laba per saham untuk saham S&P 500 sekitar USD205 per saham.

Sementara itu, konsensus untuk indeks inflasi China telah turun bulan lalu, meskipun Bloomberg Economics mengharapkan kenaikan saat ekonomi dibuka kembali.

Ahli strategi JPMorgan, Marko Kolanovic mengatakan, China tetap positif karena kondisi moneter yang menguntungkan, serta akhirnya dibuka kembali secara penuh dan berakhirnya Covid.

(FAY)

SHARE