Mayoritas Bursa Asia Merosot, IHSG Justru Meroket ke 6.400
Kinerja bursa saham di kawasan Asia mayoritas mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (6/10/2021).
IDXChannel - Kinerja bursa saham di kawasan Asia mayoritas mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (6/10/2021). Hanya Singapura dan Indonesia yang mengalami penguatan di tengah sentimen negatif hingga menekan pergerakan saham di beberapa negara.
Kenaikan harga komoditas energi yang dapat memicu tekanan inflasi dan memperlambat pemulihan ekonomi di negara-negara Asia masih menjadi kekhawatiran pasar.
Hingga pukul 11:26 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) turun (-1,62%) di 27.372,28. Kospi Korea Selatan (KS11) merosot (-1,52%) di 2.917,06. Hang Seng Hong Kong (HSI) tergelincir (-0,46%) di 23.992,99. Sedangkan MSCI Singapura menguat (1,19%) di 1.660,89.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menembus level 6.414,601 atau menguat 2,01% pada sesi pertama. S&P/ASX Australia turun (-0,84%) di 7.187,50.
"Saat ini kita memasuki siklus pemulihan ekonomi yang bakal berlanjut. Ini membuat pasar rentan terhadap guncangan eksternal dan peningkatan volatilitas." kata Head of Equity Research for Asia, Union Bancaire Privee, dilansir Bloomberg, Rabu (6/10/2021).
Sementara itu, bursa saham China masih ditutup selama masa liburan. Namun, kecemasan pasar terhadap sektor properti China terus berlanjut mengingat sejumlah grup pengembang yang mengumumkan gagal bayar bunga obligasi, menyusul kasus utang Evergrande.
Selain itu, pembatasan listrik juga diperkirakan masih akan mengganggu ekonomi China dan memberi pengaruh di pasar global.
Dari Amerika Serikat, survei Institute of Supply Management (ISM) menunjukkan PMI non-manufaktur AS meningkat 0,2 poin menjadi 61,9. Angka tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan dari sisi industri jasa, jelang rencana Federal Reserve dalam mengurangi pembelian aset (tepering).
Perdebatan ihwal plafon utang negara dan agenda ekonomi Presiden Joe Biden masih memicu ketidakpastian pasar. (TYO)