MARKET NEWS

Melantai di Bursa, Harga Saham SURI Langsung Jatuh Nyaris Tiga Persen

Dinar Fitra Maghiszha 07/12/2023 10:42 WIB

Harga saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) jatuh hampir 3 persen pada hari perdana listing, Kamis (7/12). 

Melantai di Bursa, Harga Saham SURI Langsung Jatuh Nyaris Tiga Persen (Foto Dok BEI)

IDXChannel - Harga saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) jatuh hampir 3 persen pada hari perdana listing, Kamis (7/12). 

Sejak melantai di harga Rp170, SURI tertekan 2,94% di Rp165 per saham. Sempat pullback tipis ke Rp175, tekanan jual masih membuat saham produsen sarung tangan latex ini volatile di menit-menit awal.

Hingga pukul 10:13 waktu JATS, saham SURI koreksi 0,59% di Rp169 per saham. Transaksi mencapai Rp18,48 miliar, dengan volume perdagangan 108,74 juta saham.

SURI menebar 1,26 miliar saham yang beredar kepada publik atau setara 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor. Perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp215,36 miliar.

Berdasarkan informasi pencatatan perdana, kapitalisasi pasar SURI menembus Rp1,07 triliun, dengan jumlah investor yang masuk melalui initial public offering (IPO) mencapai 17.376 investor.

SURI mengalokasikan sebagian besar dana IPO untuk belanja modal. Rinciannya sebesar 3,11 persen akan digunakan manajemen untuk pembangunan fasilitas pengolahan limbah, dan sekitar 1,53 persennya akan digunakan untuk pengembangan software penunjang operasional. 

Dana hasil IPO sekitar 50,55 persen juga bakal digunakan untuk operational expenditure (opex), dengan rincian 9,61 persen untuk penambahan daya listrik di area pabrik, dan 40,49 persen untuk modal kerja.

“Dana dari hasil IPO sekitar 49,45 persen setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebagai capital expenditure (capex)," papar Direktur Utama SURI, Imelda Lin.

Secara rinci, 20,26 persen untuk pengembangan bangunan gudang, pabrik, dan kantor. Lalu, 24,55 persen rencananya akan digunakan untuk penambahan dan remodifikasi mesin produksi yang dimiliki.

Imelda mencatat, besarnya potensi market alat kesehatan di Indonesia dan adanya pandemi yang kembali ramai mewabah di dunia akan dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Bahkan, perseroan berencana untuk menerapkan green economy serta menjadi salah satu pemain ekspor ke pasar Eropa.

(FAY)

SHARE