Melesat 154 Persen, Pendapatan Kobexindo (KOBX) Capai USD89,4 Juta
Pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan Segmen Unit Alat Berat sebesar USD48,96 juta, menjadi USD68,55 juta di tahun 2021 ini.
IDXChannel - PT Kobexindo Tractors Tbk. (KOBX) penyedia alat berat terintegrasi pada kuartal III-2021 berhasil membukukan lonjakan Pendapatan sebesar 154% menjadi USD89,48 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yakni USD35,20 juta.
Pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan Segmen Unit Alat Berat sebesar USD48,96 juta, menjadi USD68,55 juta di tahun 2021 ini.
Segmen unit alat berat merupakan kontributor terbesar 76,61% diantara segmen lainnya yakni Segmen Suku Cadang, Segmen Jasa Perbaikan dan Kontraktor Pertambangan dan terakhir Segmen sewa yang terdiri dari sewa alat berat dan sewa bangunan.
Segmen unit alat berat tercatat tumbuh sebesar 250% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan segmen Segmen Suku Cadang per September 2021 membukukan Pendapatan Bersih sebesar USD11,55 juta tumbuh 32,57% ketimbang periode yang sama tahun 2020, USD8,72 juta.
Adapun segmen ini berkontribusi 12,91% terhadap Pendapatan Bersih Kobexindo, atau terbesar kedua setelah segmen Penjualan Unit Alat Berat.
Segmen terbesar ketiga adalah segmen Jasa Perbaikan dan Kontraktor Pertambangan, segmen ini berhasil meraih USD6,1 juta setara kontribusi 6,80% terhadap Pendapatan Bersih konsolidasian.
Sepanjang Sembilan bulan pertama, segmen ini tumbuh 88,89 % dibandingkan pencapaian periode sama tahun 2020 lalu yakni USD3,22 juta.
“Setelah melakukan Analisa pencapaian penjualan semester I-2021 yang dikonfirmasi oleh kinerja pada akhir September 2021, serta menilai prospek penjualan hingga akhir tahun mendatang secara prudent. Manajemen memutuskan untuk melakukan revisi naik atas target pendapatan 2021 dari USD70 juta menjadi USD110 juta,” Wakil Presiden Direktur PT Kobexindo Tractors Tbk. Martio, Kamis (4/11/2021).
Ditambahkan, permintaan batu bara yang tinggi menjadi katalis utama pertumbuhan permintaan alat berat nasional hingga akhir tahun ini.
Persiapan menyambut musim dingin dan keterbatasan pasokan batu bara di negara tujuan ekspor menjadi salah-satu pertimbangan prospek kenaikan permintaan alat berat di Indonesia.
Solidnya kinerja pendapatan dan strategi pengelolaan biaya yang terukur membuat, pertumbuhan beban lebih rendah ketimbang pertumbuhan pendapatan. Laba bruto pada Sembilan bulan pertama tumbuh 155,65% menjadi USD16,83 juta dibandingkan tahun lalu USD6,58 juta.
Begitu pula Laba Usaha tercatat tumbuh signifikan menjadi USD7,11 juta setelah tahun lalu tercatat minus USD2,45 juta.
Pertumbuhan kinerja laba juga ditunjukkan oleh Laba Komprehensif yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk menjadi USD4,68 juta, dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu minus USD5,47 juta.
“Kami terus memantau perkembangan industry batu-bara yang menjadi motor pertumbuhan penjualan alat berat. Manajemen akan terus memperkuat portofolio pendapatan untuk menciptakan nilai tambah dan bisnis yang berkelanjutan/ sustainable," ungkap dia.
(SANDY)