Melesat 532 Persen, Laba Harum Energy (HRUM) Tembus Rp3,73 Triliun
Penjualan batu bara ekspor tercatat sebesar USD618,93 juta atau setara Rp9,74 triliun.
IDXChannel - PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan hingga September 2022.
Emiten pertambangan batu bara ini mengantongi laba USD237,43 juta atau setara Rp3,73 triliun, melesat hingga 532,54% dari sebelumnya sebesar USD37,53 juta.
Pertumbuhan laba bersih perseroan turut ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 241,91% menjadi USD702,79 juta atau setara Rp11,05 triliun, dari sebelumnya sebesar USD205,54 juta.
Secara rinci, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar USD692,93 juta atau setara Rp10,90 triliun, naik dari sebelumnya sebesar USD194,93 juta. Serta, pendapatan sewa yang tercatat sebesar USD9,85 juta atau setara Rp155,11 miliar, dari sebelumnya USD10,61 juta.
Berdasarkan segmennya, penjualan batu bara ekspor tercatat sebesar USD618,93 juta atau setara Rp9,74 triliun. Sedangkan, penjualan batu bara lokal sebesar USD73,99 juta atau setara Rp1,16 triliun.
Selanjutnya, penyewaan alat berat berkontribusi sebesar USD3,39 juta atau setara Rp53,41 miliar, segmen jalan pengangkutan tercatat sebesar USD3,52 juta atau setara Rp55,51 miliar, serta segmen time, freight, dan voyage charter yang sebesar USD2,93 juta atau Rp46,19 miliar.
Sementara itu, beban pokok pendapatan dan beban langsung HRUM tercatat sebesar USD265,52 juta atau Rp4,17 triliun. Kemudian, beban penjualan sebesar USD62,64 juta atau Rp985,82 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar USD24,31 juta atau Rp382,66 miliar.
Per September 2022, total nilai aset HRUM tumbuh 38,14% menjadi USD1,20 miliar atau setara Rp2,01 triliun, dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar USD874,62 juta. Adapun, liabilitas tercatat sebesar USD231,28 juta dan ekuitas sebesar USD976,93 juta.
Dalam pengembangan bisnisnya, perseroan tak menutup kemungkinan untuk menjajaki semua peluang pengembangan bisnis ke industri energi baru dan terbarukan (EBT), baik itu di sektor hulu maupun di sektor hilir.
Adapun, yang selama ini yang telah dilakukan oleh perseroan dan anak perusahaan yakni, investasi di sektor hulu dan sektor midstream, sesuai dengan kemampuan usaha dan latar belakang perseroan, namun tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk menjajaki bisnis kendaraan listrik, sebagai bentuk usaha diversifikasi perseroan ke ekosistem yang baru.
(SAN)