Melihat Performa Reksa Dana Saham: Apakah Layak Diburu di Semester II-2023?
Kali idxchannel.com akan membahas performa yang terjadi atas reksa dana saham.
IDXChannel - Reksa dana merupakan salah satu jenis investasi bagi masyarakat, di mana dana yang disetorkan nantinya akan dikelola ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Reksa dana yang diperkenalkan di Indonesia sendiri memiliki beberapa jenis, yakni Reksa Dana Pasar Uang; Reksa Dana Pendapatan Tetap; Reksa Dana Saham; dan Reksa Dana Campuran, di mana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Kali idxchannel.com akan membahas performa yang terjadi atas reksa dana saham:
Kinerja reksa dana sama sangat dipengaruhi oleh gerak indeks harga saham gabungan (IHSG). Pada akhir perdagangan 27 Juni 2023 lalu, mengutip data yang diterbitkan Bareksa.com, kinerja Reksa Dana Saham mengalami penurunan potensi return NAV.
Dalam catatan mereka, indeks Reksa Dana Saham mengalami minus, tepatnya di angka -1,02 persen, dengan kinerja di level 4.411. Hal yang sama juga terjadi pada Indeks Reksa Dana Saham Syariah yang turun 4,55 persen.
Kondisi ini berkebalikan dengan enam reksa dana lainnya yang mencatatkan kinerja positif. Posisi teratas ditempati oleh reksa dana pendapatan tetap syariah dengan kenaikan 3,3%.
Disusul indeks reksa dana pendapatan tetap 3,27%, indeks reksa dana pasar uang syariah 1,68%, indeks reksa dana pasar uang 1,65%, indeks reksa dana campuran syariah 1,08%, dan indeks reksa dana campuran 0,97%.
Nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan industri reksa dana pada Semester I-2023 mencapai Rp511,48 triliun, dengan total unit penyertaan mencapai 379,56 miliar unit.
Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 27 Juni 2023, jenis reksa dana pendapatan tetap (fixed income fund) memiliki NAB terbesar, sebanyak Rp151,93 triliun. Angka ini mewakili 29,70 persen dari total NAB yang ada, sekaligus merepresentasikan dominasi investor terhadap tingkat pengembalian yang stabil.
Reksa dana terproteksi (capital protected fund/CPF) menyusul di posisi kedua, dengan total NAB sebanyak Rp105,33 triliun, disusul jenis reksa dana saham (equity fund) sebanyak Rp105,27 triliun.
Sementara itu reksa dana pasar uang (money market fund) yang bertujuan menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal memiliki jumlah NAB sebesar Rp77,16 triliun, sedangkan NAB tipe reksa dana campuran (mixed asset fund atau discretionary funds) mencapai Rp26,61 triliun.
Posisi selanjutnya adalah reksa dana exchange traded fund atau ETF memiliki NAB sebesar Rp14,54 triliun, disusul reksa dana global (global fund) sebanyak Rp13,29 triliun, dan reksa dana indeks (index fund) dengan NAB mencapai Rp12,34 triliun.
Adapun reksa dana berbasis sukuk (sukuk based fund) mempunyai NAB paling buncit yakni mencapai Rp4,97 triliun.
Dilansir dataindonesia.id, kinerja reksa dana saham, dari sisi nilai aktiva bersih (NAB), Reksa Dana Rencana Cerdas menempati urutan pertama dengan NAB per unit mencapai Rp18.496,59.
Kemudian disusul oleh Reksa Dana Schroder Dana Istimewa dengan nilai NAB Rp7.056,03/unit. Adapun Reksa Dana Fwd Asset Dividend Yield Equity Fund berada di urutan ketiga dengan NAB Rp4.620,20/unit.
Namun, jika ditilik dari nilai persentase hasil investasi dalam satu terakhir. Reksa Dana Cipta Ovo Ekuitas dengan bank kustodian PT Bank Danamon Indonesia Tbk menempati urutan teratas, di mana hasil investasinya mencapai 16,19 persen.
Akan tetapi, jika dihitung dalam 30 hari, hasil investasi Reksa Dana Cipta Ovo Ekuitas justru mengalami minus di angka 1,02 persen. Kemudian ada Reksa Dana Cipta Saham Unggulan dengan hasil investasi selama satu tahun 11,93 persen, dan hasil investasi 30 hari di angka minus 2,31 persen.
Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Prima dengan hasil investasi selama satu tahun 11,10 persen. Sedangkan hasil investasi selama 30 hari tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 1,06 persen.
Melihat hasil tersebut, Reksa Dana Saham masih cukup menarik untuk dijadikan sebagai salah satu jenis investasi bagi masyarakat. Apalagi melihat kinerja positif IHSG dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan sebesar 21,97 persen.
(TYO)