Melirik Sektor Pembiayaan Roda Dua dan Empat di 2019, Ini Kata CEO Adira Finance
Menoleh ke belakang, sejatinya sepanjang 2019 hampir semua industri mengalami distorsi termasuk di dunia otomotif karena faktor ketidakstabilan ekonomi global.
IDXChannel – Menoleh ke belakang, sejatinya sepanjang 2019 hampir semua industri mengalami distorsi termasuk di dunia otomotif karena faktor ketidakstabilan ekonomi global hingga tahun pemilu.
Bahkan secara umum, penjualan di industri tersebut mengalami penurunan. Lantas apakah industri pembiayaan juga ikut turun?
Dikatakan Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) Hafid Hadeli saat ditemui ekslusif oleh IDX Channel, bahwa penjualan kendaraan roda empat secara umum alami kemerosotan mencapai 12% sepanjang tahun, sedangkan penjualan roda dua terpantau tak mengalami perubahan secara signifikan.
“Tahun 2019 ini agak memprihatinkan. Dengan adanya pemilihan umum dan pelemahan ekonomi dunia secara umum, penjualan otomotif menjadi terganggu terutama di sektor roda empat, roda dua relatif flat. Roda empat mengalami penurunan hingga 12%,” katanya, pada Jumat(13/12) di Jakarta.
Lalu bagaimana dengan Adira Finance? Hafid Hadeli menyebut bahwa perusahaan sejatinya bergerak di di berbagai segmen penjualan seperti roda dua hingga roda empat sehingga tidak terlalu bergantung terhadap perkembangan industri itu sendiri.
“Kini Adira tidak hanya menjual kendaraan baru saja, tetapi sudah merambah hingga ke penjualan kendaraan second hand (bekas) dari berbagai merk,” ungkapnya.
Oleh karena itu, penjualan kendaraan di Adira Finance tidak banyak terganggu oleh situasi pasar yang bergerak lambat dan menurun dari tahun sebelumnya, meskipun aset perusahaan tercatat meningkat.
“Soal penjualan kita relatif flat dari tahun kemarin. Meskipun asset masih meningkat dari tahun kemarin sampai 2 November 2019. Jadi meskipun ada penurunan industri, Adira masih tetap bertahan flat ya penjualannya,” ungkapnya.
Meskipun begitu, penjualan kendaraan masih terpantau lesu padahal momen pemilihan umum telah berakhir. Hafid menyatakan, belum bisa memastikan seberapa besar penurunan penjualan yang dialami oleh Adira. Perekonomian yang belum stabil ini menyebabkan penurunan penjualan mobil hingga 9%.
“Kalau diliat sekarang politik sudah selesai. Tapi kan penjualan masih seperti itu juga. Jadi politik sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Tapi secara umum perekonomian dunia juga masih belum membaik. Harga komoditas di Indonesia juga masih lemah,” ungkapnya.
Ditambahkan Hadeli dilihat dari sektor industrinya, angkanya belum keluar terkait hal tersebut namun turun sedikit dibanding 2018 tapi tidak sampai 1%. “Tapi roda dua naik. Sedangkan di mobil kira-kira turun 12%,” lanjutnya.
kemudian soal kebijakan ganjil genap yang ditetapkan pemerintah di sejumlah titik Ibu Kota, Hafid membantah hal tersebut menjadi alasan utama penurunan penjualan kendaraan. “Tidak terlalu signifikan. Ya walaupun adanya ganjil genap biasanya orang beralih ke mobil bekas,” pungkasnya. (*)