MARKET NEWS

Memasuki Semester II-2024 yang Diwarnai Narasi Suku Bunga, Intip Deretan Saham Potensial

TIM RISET IDX CHANNEL 03/07/2024 12:51 WIB

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan membaik di semester II usai tertekan sepanjang enam bulan pertama 2024.

Memasuki Semester II-2024 yang Diwarnai Narasi Suku Bunga, Intip Deretan Saham Potensial. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan membaik di semester II usai tertekan sepanjang enam bulan pertama 2024. Sejumlah saham dinilai memiliki potensi yang positif ke depan.

Dalam laporan bertajuk “Brighter times ahead,” atau hari-hari yang cerah menanti, yang terbit pada Rabu (3/7), analis DBS Group Research Maynard Priajaya Arif dan tim memberikan pandangan optimistis terhadap pasar saham Indonesia di sisa 2024.

Maynard Priajaya menilai, aksi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan mendorong kinerja IHSG yang lebih baik di semester II-2024 (2H24).

Menurut analisisnya, pasar Indonesia berkinerja buruk pada kuartal II-2024 karena adanya narasi suku bunga “yang lebih tinggi untuk jangka panjang”.

Namun, Kepala Ekonom DBS mempertahankan pandangannya mengenai dua kali penurunan suku bunga Fed pada 2H24, yang dimulai pada akhir kuartal III, diikuti oleh pemotongan sekali lagi di kuartal IV.

“Oleh karena itu, kami memperkirakan pasar Indonesia akan berkinerja lebih baik di paruh kedua 2024 dengan pemotongan suku bunga Fed yang mendorong sentimen investor yang membaik dan arus masuk dana asing,” tulis tim DBS dalam laporan riset, Rabu (3/7).

Di samping potensi pemangkasan suku bunga The Fed, DBS menilai, nilai tukar dolar AS akan mencapai puncaknya dan memproyeksikan kesinambungan dengan perubahan kepemimpinan politik ke depan.

“Pemangkasan suku bunga The Fed akan berdampak positif terhadap prospek IDR [rupiah] dan kami memperkirakan IDR akan rebound menuju level 16.000 pada akhir tahun,” kata analis DBS.

Sementara, ekonomi sedang berada dalam tahun transisi, dengan serah terima resmi kepemimpinan politik yang dijadwalkan pada kuartal IV-2024. Tim Makro DBS memperkirakan pertumbuhan PDB RIakan tetap stabil di sekitar 5 persen pada 2024, didorong oleh investasi dan konsumsi domestik.

DBS pun menurunkan target IHSG menjadi 7.750 dari sebelumnya 7.990. Ini seiring ekspektasi DBS tentang pemotongan suku bunga dan pertumbuhan laba berubah, ditambah dengan penurunan nilai (de-rating) secara keseluruhan di pasar negara berkembang.

Secara historis, demikian kata DBS, IHSG sekarang diperdagangkan lebih dari 1 standar deviasi (SD) di bawah rata-rata 10 tahunnya, pada valuasi yang sangat menarik yaitu 12,8 kali PE (price-to earnings) untuk 2024.

Selain itu, rasio PEG (price/earnings-to growth) IHSG yang sebesar 1,1 kali adalah salah satu yang terendah dibandingkan negara ASEAN lainnya.

Menyoal tema investasi di sisa 2024, seiring peralihan dari narasi suku bunga "lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama" ke pemangkasan suku bunga, DBS menilai, para investor harus mulai mengakumulasi saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, meskipun mungkin tetap volatile dalam jangka pendek.

Saham pilihan DBS adalah emiten perunggasan JPFA, konglomerat otomotif hingga tambang ASII, dan bank BUMN BMRI.

“Investor juga dapat melihat saham berkapitalisasi besar yang terkoreksi pada kuartal II-2024 dan memiliki prospek pertumbuhan seperti BBCA dan TLKM,” kata DBS.

Terakhir, DBS menyukai saham emiten yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang di sektor kesehatan dan terkait kendaraan listrik (EV), yakni pengelola rumah sakit (RS) HEAL dan emiten nikel NCKL. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE