Membuka Perdagangan 2023, IHSG Masih Diprediksi Bakal Menguat
kenaikan indeks secara year to date (ytd) sebesar empat persen serta catatan pergerakan dalam setahun kemarin berpotensi menjadi booster di lantai perdagangan.
IDXChannel - Pergerakan Indeks Haraga Saham Gabungan (IHSG) pada hari perdagangan pertamanya di 2023 diyakini memiliki peluang untuk merangkak ke zona hijau.
Prediksi tersebut setidaknya didasarkan pada sejumlah sentimen yang tersedia di pasar, seperti kenaikan secara year to date (ytd) sebesar empat persen serta catatan pergerakan dalam setahun kemarin, berpotensi menjadi booster indeks di lantai perdagangan.
Namun, sentimen yang cukup negatif dari ranah global, perang geopolitik dan juga kenaikan suku bunga agresif diakui masih membayangi pergerakan indeks, sehingga membatasi potensi penguatan di level yang cukup tipis.
Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, bahwa kenaikan IHSG selama setahun kemarin bukan angka yang cukup buruk dibandingkan negara lain. Maka itu, Chris masih berharap adanya sentimen awal tahun.
"January effect kita masih mengharapkan itu ya karena IHSG yang Desember ini mengalami pelemahan dan penurunan GOTO kita lihat sudah mulai terhenti dan cukup menarik ya LQ45 lain seperti TLKM, ASII yang kita harapkan mantul karena January effect nanti," ujar Chris, Minggu (1/1/2023).
Sebelumnya, IHSG ditutup di zona merah pada perdagangan terakhir di 2022. Indeks ditutup melemah tipis 9,45 poin atau 0,14% ke level 6.850,619.
Pelemahan tersebut, menurut Chris jelas mempengaruhi awal perdagangan di 2023. Namun, yang jadi pertimbangan adalah memang mungkin sama di 2022 kemarin, prediksi adanya resesi dan ekonomi akan lebih ketat.
"Tetapi tahun depan berat, kita tidak boleh lengah juga dan kalau diperhatikan pergerakan bursa cenderung volatil seperti 2022 jadi akan ada sideways yang cukup lebar," kata Chris.
Proyeksi di 2023 sendiri dilihat dari tren ekonomi dan suku bunga, di awal bulan memang ada koreksi, lanjut Chris, kemungkinan besar di akhir tahun bisa menguat lagi.
"Setelah semester II kemungkinan besar, karena suku bunga terus meningkat dan peak di semester II dan kuartal III nanti akan ada penurunan suku bunga dan direspon positif bagi perdagangan," tegas Chris. (TSA)