MARKET NEWS

Menanti Akhir Teka-teki Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN)

Fiki Ariyanti 02/01/2024 10:56 WIB

Isu merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) makin santer terdengar. Apakah duet operator seluler ini bakal terwujud?

Menanti Akhir Teka-teki Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN) (Foto MNC Media)

IDXChannel - Tahun 2023 muncul kembali desas desus penggabungan atau merger dua emiten telekomunikasi, yakni PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Namun hingga saat ini, teka-teki duet ini masih menjadi misteri.

Isu merger keduanya sebetulnya sudah pernah menyeruak pada 2021. Dan berhembus lagi pada September lalu. 

Melansir dari BloombergNews, raksasa telekomunikasi Malaysia Axiata Group Bhd dan Grup Sinar Mas sebagai pemilik FREN tengah merundingkan proses transaksi tersebut dengan penasihat, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. 

Merger bukan satu-satunya yang sedang dipertimbangkan keduanya. Muncul opsi lain, yakni mencakup perjanjian dan kemitraan soal skema berbagi infrastruktur jaringan (network sharing).

Perundingan tersebut dikatakan sumber, masih bersifat awal dan belum ada kepastian soal kesepakatan apapun yang akan terjadi.

Isu yang sudah santer ini mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta klarifikasi atau penjelasan dari manajemen EXCL maupun FREN. 

Manajemen XL Axiata bahkan sampai dua kali mengumumkan klarifikasinya melalui Keterbukaan Informasi BEI atas wacana merger yang beredar, yakni pada 5 September 2023 dan 8 November 2023.

Corporate Secretary EXCL, Ranty Astari Rachman menegaskan, 
sampai dengan penjelasan ini disampaikan (5/9/2013), tidak terdapat transaksi terkait dengan rencana merger yang dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom
Tbk (FREN). 

"Dalam melaksanakan setiap rencana transaksi atau aksi korporasi, perseroan akan senantiasa memperhatikan dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang perlu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk di antaranya ketentuan di bidang pasar modal," ujar dia, dikutip Selasa (2/1/2024).

Klarifikasi berikutnya pada 8 November 2023. Di mana manajemen EXCL lagi-lagi membantah kabar merger antara perseroan dengan Smartfren dengan pernyataan yang sama dengan sebelumnya. 

Bukan cuma EXCL yang sibuk mengklarifikasi. Smartfren pun ikut buka suara. Berbeda dengan XL Axiata yang membantah, manajemen FREN justru mengaku terbuka untuk melakukan pembicaraan mengenai rencana konsolidasi.

"FREN terbuka untuk melakukan pembicaraan mengenai rencana konsolidasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham," kata Presiden Direktur FREN, Merza Fachys dalam Keterbukaan Informasi BEI. 

"Namun demikian, sampai dengan saat ini (8/11/2023) tidak ada informasi atau kejadian yang dapat diumumkan kepada publik, dan FREN akan mematuhi peraturan yang berlaku mengenai keterbukaan informasi," Merza menambahkan. 

Merza dalam Public Expose pun menegaskan hingga saat ini, manajemen belum memiliki informasi terkait proses konsolidasi yang dapat disampaikan.

Dia hanya membeberkan pentingnya konsolidasi antar operator seluler maupun di dalam industri telekomunikasi yang didorong oleh pemerintah. Hal ini didasarkan pada industri telekomunikasi yang membutuhkan sumber daya spektrum lebih besar. 

Di mana pemerintah sebagai pengelola spektrum memiliki tantangan untuk dapat membagi spektrum yang terbatas guna memenuhi kebutuhan industri telekomunikasi. 

"Operator seluler lain sudah melakukan konsolidasi, sehingga operator lain yang ada juga didorong untuk dapat melakukan konsolidasi," papar Merza.

"Smartfren mengharapkan dorongan dari pemerintah dapat menjadi realisasi, sehingga industri telekomunikasi ke depannya menjadi lebih efisien dan dapat melayani masyarakat dengan lebih baik," Merza menerangkan.

Soal merger dua perusahaan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga ikut angkat bicara. Kementerian di bawah nahkoda Budi Arie Setiadi itu memastikan bahwa EXCL dan FREN belum mengajukan permohonan merger. 

"Belum, belum ada permohonan sama sekali sampai saat ini," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Wayan Toni Supriyanto pada awal November lalu. 

Menurut Wayan, jika kedua emiten telekomunikasi tersebut melakukan merger, bisa mengerek kecepatan internet di Tanah Air. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah agar kecepatan internet di Indonesia bisa terus meningkat, salah satunya melalui solusi-solusi konsolidasi.

"Karena supaya ya jangan terlalu banyak juga (persaingan). Sebenarnya dengan mereka konsolidasi, frekuensi semakin lebar. Nanti investasinya semakin murah," ujar Wayan.

Adu Kuat EXCL dan FREN

Melongok kinerja saham EXCL dan FREN di hari terakhir perdagangan 2023 bergerak berlawanan. Berdasarkan data Saham EXCL ditutup naik 1,52 persen ke level 2.000 pada perdagangan Jumat (29/12/2023). Sementara FREN berakhir stagnan dan masuk ke Gocap Club atau saham-saham level Rp50. 

Sementara secara year to date (ytd), saham EXCL merosot 6,54 persen. Dan anjlok 11,11 persen dalam setahun. Saham EXCL sempat terkerek naik pada 30 Agustus 2023 ke level tertinggi Rp2.560 per saham.

Sedangkan penurunan saham FREN lebih parah. Saham FREN sudah jeblok 24,24 persen secara ytd dan jatuh 29,58 persen dalam satu tahun ini. Saham FREN pernah mencatatkan harga tertinggi di level 71 pada 3 Januari 2024. Namun kinerja sahamnya terus turun hingga menyentuh harga Rp50 per saham. 

Per hari ini (2/1/2024), saham EXCL dibuka stagnan di posisi 2.000 pada pagi tadi. Namun hingga pukul 10.34 WIB, saham EXCL sudah menguat 0,50 persen ke level 2.010. Sedangkan saham FREN tetap berada di level 50.

Dari sisi rapor keuangan hingga kuartal III-2023, XL Axiata mengecap kenaikan pendapatan dalam sembilan bulan ini sebesar 10,52 persen. Kini pendapatan perseroan menjadi Rp23,87 triliun dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp21,59 triliun. 

EXCL meraup kenaikan tipis pada laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 3 persen menjadi Rp1,01 triliun sepanjang Januari-September 2023. Sebelumnya, tercatat Rp981,2 miliar pada periode yang sama 2022. 

Total ekuitas perseroan per 30 September 2023 juga mengalami kenaikan tipis menjadi Rp26,25 triliun dibanding posisi Rp25,77 triliun pada 31 Desember 2022. 

Jumlah liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp21,74 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang menanjak jadi Rp38,11 triliun. 

Sedangkan total aset EXCL justru turun dari periode akhir tahun lalu sebesar Rp87,28 triliun menjadi Rp86,1 triliun pada akhir September ini. 

Berbeda dengan EXCL, FREN justru masih membukukan rugi bersih sebesar Rp599,64 miliar hingga kuartal III-2023. Realisasi ini berbalik dari periode yang sama 2022 yang mencatatkan untung sebesar Rp1,64 triliun. 

Meski begitu, pendapatan usaha FREN justru naik tipis dari Rp8,29 triliun sepanjang Januari-September 2022 menjadi Rp8,63 triliun di periode yang sama tahun ini. 

Total liabilitas FREN per 30 September 2023 landai menjadi Rp30,73 triliun. Sedangkan total ekuitas turun dari Rp15,76 triliun di akhir Desember 2022 menjadi Rp15,18 triliun per akhir September ini. 

Senasib, jumlah aset FREN juga susut menjadi Rp45,91 triliun pada 30 September 2023 dibanding akhir 2022 yang sebesar Rp46,49 triliun. 

EXCL Akuisisi LINK

Merger EXCL dan FREN memang masih menjadi rahasia. Satu hal yang sudah dicapai XL Axiata adalah mengakuisisi 66,03 persen saham PT Link Net Tbk (LINK) senilai Rp8,72 triliun pada 2022.

Setelah penyelesaian transaksi, Axiata Investments Sdn Bhd, anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki Axiata mendapatkan 46,03 persen saham, sedangkan EXCL menggenggam 20 persen saham, dari gabungan keseluruhan saham LINK yang sebelumnya dimiliki oleh Asia Link Dewa Pte Ltd. dan PT First Media Tbk (KBLV).

"Penyelesaian akuisisi Link Net menandai tonggak penting perjalanan operasional Axiata di regional," kata Joint Acting Group CEOs Axiata, Hans Wijayasuriya dan Vivek Sood dalam keterangan resminya. 

Dan baru-baru ini, LINK mengalihkan 750 ribu pelanggan dan bisnis Fixed Broadband (FBB) kepada EXCL. Langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat posisi dalam mengoptimalkan peluang di pasar FBB dan dan Fixed Mobile Convergence (FMC) Indonesia yang masih rendah penetrasinya.

"XL Axiata dan Link Net telah mencapai kesepakatan yang tidak mengikat, meliputi pengalihan bisnis FBB Link Net, termasuk 750 ribu pelanggannya ke XL Axiata," kata Direktur LINK, Kanishka Gayan Wickrama dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (6/12/2023).

"Dan pembangunan jaringan baru 2 juta home passed oleh Link Net yang akan dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk menyediakan layanan FBB dan FMC bagi pelanggan dan masyarakat yang lebih luas," dia menjelaskan. 

Kanishka menuturkan, setelah menyelesaikan tambahan 2 juta home passed tersebut, Link Net akan memiliki ketersediaan hingga 6,5 juta home passed, sehingga menjadikannya sebagai FibreCo terdepan.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangan resminya mengatakan, pengalihan basis pelanggan Link Net, yang terdiri dari sekitar 750 ribu pelanggan ke XL Axiata menjadi tonggak penting bagi perseroan, karena akan memperluas basis pelanggan perseroan untuk FBB dan layanan home entertainment. 

"Alhasil, ini menjadikan XL Axiata menjadi penyedia FBB terbesar kedua di Indonesia dengan 1 juta pelanggan," ujarnya.

Sejalan dengan strategi konvergensi perseroan, transisi ini memungkinkan XL Axiata untuk menawarkan kepada pelanggan baru berbagai produk dan layanan yang didukung oleh infrastruktur jaringan berkualitas tinggi yang terus berkembang semakin luas, sehingga bisa memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik. 

Selain itu, EXCL juga terus mengeksplorasi upaya membangun sendiri last-mile fiber home passed sehingga bisa meningkatkan utilisasi asset yang lebih baik selaras dengan strategi Light Asset.

(FAY)

SHARE