MARKET NEWS

Menanti Angin Segar MBG, Saham Konsumer Mana yang Layak Dikoleksi?

Dinar Fitra Maghiszha 07/07/2025 19:47 WIB

Saham-saham sektor konsumer masih menunggu katalis dari program makan bergizi gratis (MBG) di tengah tekanan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Menanti Angin Segar MBG, Saham Konsumer Mana yang Layak Dikoleksi? (Foto: dok Freepik)

IDXChannel - Saham-saham sektor konsumer masih menunggu katalis dari program makan bergizi gratis (MBG) di tengah tekanan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Riset CGS International Sekuritas Indonesia mencatat program MBG dari pemerintah berpotensi menjadi katalis utama bagi pemulihan konsumsi masyarakat berpendapatan rendah. 

Namun, efektivitas peluncuran program dan ketepatan alokasi anggaran dinilai tetap menjadi faktor penentu

Analis CGS International, Hadi Soegiarto dkk, menilai paket stimulus ekonomi pemerintah pada Juni-Juli 2025 memang dapat memberikan sedikit dorongan.

“Tapi daya beli masih tetap lemah,” kata Hadi Soegiarto, dalam risetnya Consumer-Overall pada 30 Juni 2025.

Data dari Bank Indonesia menunjukkan Indeks Kepercayaan Konsumen menurun menjadi 117 pada Mei 2025, turun dari 125 pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun pada akhir Juni, Badan Gizi Nasional (BGN) berharap ada tambahan anggaran Rp50 triliun untuk dapat menyasar lebih banyak penerima manfaat MBG sepanjang tahun ini.

Hadi menilai realisasi program MBG dapat meningkatkan disposable income sebesar USD13 per bulan, sehingga meningkatkan konsumsi secara keseluruhan. 

“Namun, menurut kami untuk mencapai target program sebanyak 82,9 juta penerima manfaat pada Desember 2025 akan bergantung pada keefektifan implementasi, kemajuan progres, dan alokasi anggarannya,” tutur dia.

CGS International tetap merekomendasikan dua saham pilihan di sektor ini. Untuk segmen consumer staples, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dipilih berkat proyeksi pertumbuhan EPS sebesar 10 persen per tahun hingga 2027. 

Sementara itu, di sektor consumer discretionary, saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dinilai paling menarik. MIDI disebut menarik karena berpeluang mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 33 persen pada 2025, tertinggi di sektornya.

Saham CMRY direkomendasikan dengan peringkat Add dan target harga Rp5.100 per saham. Saham ini juga diperdagangkan dengan valuasi premium di P/E 23x FY25F, dibandingkan rata-rata sektor sebesar 16x.

Sementara MIDI dipatok target harga Rp430 per saham dengan rating Add. Analis menilai pertumbuhan bisnis MIDI di luar Jawa dan divestasi Lawson menjadi pendorong utama kinerja laba tahun ini.

Di sisi lain, CGS International menurunkan rekomendasi untuk PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi Reduce, dengan target harga Rp1.170.

Risiko terbesar bagi sektor sektor konsumer, menurut analis, adalah lanjutan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pelemahan signifikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

Di sisi lain, percepatan realisasi program gizi gratis serta insentif konsumsi tambahan bisa menjadi pemicu naiknya sektor ini.

Adapun pengenaan pajak minuman berpemanis (SSB) yang semula dijadwalkan pada semester kedua 2025, telah ditunda ke 2026.

“Sehingga dampaknya terhadap saham sektor makanan dan minuman dinilai masih terbatas dalam waktu dekat,” katanya.

>

(DESI ANGRIANI)

SHARE