Menanti Rilis Kinerja, Saham Bank Mandiri (BMRI) Intai Rekor ATH Baru
Investor asing cenderung mengakumulasi kepemilikan seiring menanti rilis laporan keuangan kuartal III.
IDXChannel – Harga saham emiten bank BUMN PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada sesi I perdagangan Jumat (21/10/2022). Investor asing cenderung mengakumulasi kepemilikan seiring menanti rilis laporan keuangan kuartal III.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.01 WIB, harga saham BMRI menguat 3,54 persen ke angka Rp10.250 per saham. Apabila tetap ditutup di atas Rp9.900-an per saham, saham BMRI akan memecahkan rekor ATH harian yang diraih Kamis (20/10) kemarin.
Kemarin, harga saham BMRI ditutup di level Rp9.900 per saham usai melesat 4,49 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Tren kenaikan saham BMRI membuat saham bank ini mengungguli kinerja 3 bank raksasa lainnya selama sepekan dan sebulan belakangan. Dus, mengungguli kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang baru bangkit dari penurunan tajam pekan lalu.
Sebut saja, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 4,55 persen dalam seminggu dan 3,28 persen dalam sebulan. Nama lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 3,98 persen sepekan dan minus 0,89 dalam sebulan belakangan.
IHSG sendiri rebound pekan ini—ke level 7.000-an lagi--dengan terapresiasi 3,23 persen. Kendati, dalam sebulan, indeks saham acuan tersebut masih turun 1,94 persen.
Investor asing, yang biasa menjadi katalis, tercatat rajin mengoleksi saham BMRI.
Ini terlihat dari akumulasi pembelian bersih (net buy) asing atas BMRI yang mencapai Rp516,5 miliar di pasar reguler selama sebulan, terbesar kedua di bawah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang sebesar Rp519,7 miliar.
Musim Laporan Keuangan Dimulai
Musim rilis laporan keuangan mulai berlangsung, dengan BBCA sudah mengumumkan kinerja pada Kamis (20/10) kemarin.
BCA dan entitas anak berhasil mencetak laba bersih Rp29 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2022. Laba tersebut tumbuh 24,8% secara tahunan (yoy).
Analis memproyeksikan, kinerja ‘the big four’ perbankan akan cenderung mengalahkan perkiraan konsensus analis.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo dan Rizkia Darmawan, dalam risetnya pada 11 Oktober 2022, misalnya, menjelaskan perbankan akan mulai mengumumkan kinerja di tengah inflasi yang melonjak dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan meningkatnya kekhawatiran kualitas aset.
Menurut estimasi analis Mirae, kinerja BMRI, dan BBNI tetap di atas perkiraan konsensus sementara BBCA sejalan dengan konsensus.
“Sementara itu, semua hasil bank akan sejalan dengan perkiraan kami. BBRI akan tetap menjadi bank dengan pertumbuhan laba bersih YoY [tahunan] terkuat, diikuti oleh BBNI, BMRI dan BBCA.
Sebagai catatan, jelas Mirae, pertumbuhan laba bersih BBRI dan BBCA meningkat dalam beberapa bulan terakhir, sedangkan pertumbuhan laba bersih BMRI dan BBNI stabil.
“Kami memperkirakan bank-bank akan membukukan pertumbuhan pinjaman yang lebih kuat di bulan September karena pertumbuhan ekonomi yang tangguh, efek musiman, dan inflasi yang tinggi, menghasilkan permintaan pinjaman yang lebih tinggi,” tulis analis Mirae.
Khusus BMRI, pertumbuhan laba BMRI yang kuat masih dapat berlanjut hingga September, didorong oleh pertumbuhan top-line atawa pendapatan yang solid.
Analis Mirae menjelaskan, kredit bank mengalami pertumbuhan yang relatif kuat di semua segmen, mulai dari mikro, komersial, hingga korporasi.
Pertumbuhan simpanan yang kuat (terutama CASA), menurut Mirae, didorong oleh keberhasilan inisiatif digitalnya baik untuk pelanggan retail (Livin’ by Mandiri) dan wholesale (Kopra by Mandiri).
“CoC [cost of capital, biaya modal] mungkin tetap stabil pada cakupan yang luas dan meningkatkan kualitas aset. Kami memperkirakan laba bersih konsolidasi 9M22 [9 bulan 2022] mencapai IDR30,2tr[triliun],” kata analis Mirae. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.