Menengok Kinerja Saham Kesehatan, Masihkan Berpotensi di Semester II-2023
Ketika masa pandemi, emiten-emiten dalam sektor kesehatan IDXHEALTH mendadak berubah menjadi berlian, Bagaimana dengan tahun 2023?
IDXChannel - Ketika masa pandemi, emiten-emiten dalam sektor kesehatan IDXHEALTH mendadak berubah menjadi berlian. Semua investor, baik ritel maupun nonritel sama-sama memburu saham rumah sakit, penyedia alkes, hingga layanan kesehatan lainnya.
Harga-harga saham sektor kesehatan ketika itu mendadak menjadi mahal. Puncaknya terjadi pada pertengahan 2022 lalu, ketika pemerintah mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk kali kedua pada Juni.
Meningkatnya jumlah pasien di masa pandemi, turut mendorong harga saham emiten-emiten layanan kesehatan melonjak naik. Bahkan IDXHEALT pernah terapresiasi ke level 1.620 pada 17 Februari 2023 lalu.
Dengan dicabutnya PPKM dan diubahnya pandemi menjadi epidemi, maka sejumlah layanan perawatan pasien Covid-19 perlahan mulai turun. Ditambah lagi, pemerintah secara resmi telah menutup Wisma Altet sebagai rumah sakit darurat pada 31 Maret 2023 lalu.
Kondisi ini juga membuat sejumlah saham layanan kesehatan, baik itu rumah sakit, penyedia alkes hingga laboratorium mengalami koreksi cukup dalam. Meski, kondisi itu tidak dialami oleh semua emiten.
Mengutip data yang disampaikan pada dataindonesia.id, secara kinerja laporan keuangan, rata-rata emiten kesehatan mengalami kenaikan cukup signifikan sepanjang paruh pertama 2023. Namun, adapula yang mengalami penurunan laba bersih.
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menjadi emiten pertama yang meraih pendapatan tertinggi dengan nilai Rp5,28 triliun. Angka tersebut naik sebesar 19,77 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya Rp4,41 triliun.
Meski demikian, dengan harga saham 1.970 pada penutupan hari ini, sahamnya sudah termasuk premium, di mana angka rasio P/E-nya sendiri sudah mencapai 25,58 kali, sedangkan nilai PBV dari emiten ini sebesar 3,57 kali.
Kemudian ada PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) yang berada di posisi kedua dengan perolehan laba bersih Rp453,10 miliar. Sayangnya, angka ini mengalami penurunan 14,47% (yoy) dari sebelumnya Rp529,76 miliar.
Nilai sahamnya pun masih terbilang premium, di mana nilai saham 2.830, maka rasio P/E MIKA berada di angka 44,65 kali. Sedangkan nilai PB dari MIKA sendiri berada di level 7,55 kali.
Menyusul di bawahnya, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang merupakan emiten pengelola rumah sakit Hermina. Emiten ini menorehkan pendapatan senilai Rp2,69 triliun atau naik 13,83% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp2,36 triliun.
Secara rasio P/E, HEAL justru termasuk paling mahal dengan rasio P/E sebesar 51,78 kali, dengan nilai sahamnya yang berada di level 1.400. Kemudian nilai PBV dari emiten tersebut ada di angka 5,90 kali.
Jika ditilik secara valuasi. Harga saham emiten sektor kesehatan termurah justru berada di tangan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), yang ditutup pada level 344. Alhasil, nilai rasio P/E mengalami minus 1.996,90 kali dan PBV 1,64 kali.
Saham termurah lainnya juga dipegang oleh PT Metro Healtcare Indonesia Tbk (CARE) yang terakhir ditutup di lebel 510. Nilai rasio P/E pada saham ini justru berada pada minus 209,15, namun PBV-nya justru 5,30.
Selain dua saham di atas, terdapat 8 saham lainnya yang memiliki nilai minus pada rasio P/E-nya, seperti PT Murni Sadar Tbk (MTMH), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Sejahteraraya Anugrahjya Tbk (SRAJ), dan sebagainya.
Jika menilik diagram di atas, sektor kesehatan justru berada di peringkat kedua yang mengalami koreksi setelah saham teknologi. Sedangkan IDXCYLIC dan properti justru berada di level apresiasi.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Kamis (31/08/2023) hari ini, saham dari emiten kesehatan justru memimpin pelemahan IHSG, di mana indeks utama ditutup di zona merah usai kehilangan 13,39 poin atau 0,19% ke level 6.953,26.
Sektor kesehatan sendiri berada di posisi teratas dengan koreksi 1,66%, disusul infrastruktur 1,19%. Nah, patut dinantikan apakah sektor ini bakal jadi pemimpin kenaikan IHSG atau justru pemberat?
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
(TYO)