MARKET NEWS

Menengok Sektor Big Tech AS Pasca Rilis Lapkeu 2022

Maulina Ulfa - Riset 03/02/2023 12:17 WIB

Pendapatan Apple dan Google turun, Meta dan Amazon sedikit melegakan investor

Menengok Sektor Big Tech AS Pasca Rilis Lapkeu 2022. (Foto: Tech Crunch)

IDXChannel - Sejumlah big tech Amerika Serikat (AS) seperti Apple, Amazon, Google, hingga Meta melaporkan laporan keuangan mereka sepanjang 2022.

Sayangnya, big tech gagal meredakan kekhawatiran Wall Street tentang perlambatan pertumbuhan dan tantangan yang dihadapi industri di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Saham Apple, Amazon dan induk Google, Alphabet masing-masing turun lebih dari 3% dalam perdagangan setelah jam perdagangan, Kamis (2/2), menyusul hasil pendapatan kuartal musim liburan yang baru dirilis.

Namun secara keseluruhan, saham big tech ini mengalami rebound di awal tahun ini. Saham Alphabet (GOOGL) naik 20,89% sepanjang Januari 2023 setelah di tahun lalu babak belur. Sementara Apple.Inc (AAPL) mencatatkan kenaikan 20,59% dan Meta Platforms Inc. (META) naik tertinggi sebesar 51,33%. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sektor teknologi mulai menunjukkan kebangkitan di mana Indeks Nasdaq melonjak 3,3% pada Kamis setelah Meta mengesankan investor dengan pemotongan biaya dan strategi investasi yang melambat.

Secara keseluruhan, indeks Nasdaq telah meningkat 17,46% sepanjang bulan pertama 2022 meskipun sempat anjlok 14,92% di tahun sebelumnya.

Laporan Keuangan ‘Mixed’

Secara umum, sektor tekno AS ini masih dihantui oleh berbagai ketidakpastian global akibat kondisi makroekonomi yang belum stabil.

Namun, didukung oleh pengumuman kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang melandai sebesar 25 basis poin (bps), sektor ini lumayan terkerek kinerjanya di pasar saham.

Sepanjang 2022, kenaikan suku bunga The Fed yang agresif sangat menyakiti sektor tekno.

Setelah lebih dari satu dekade banyak perusahaan menikmati biaya pinjaman berbunga rendah, kenaikan suku bunga memaksa perusahaan teknologi untuk memikirkan kembali strategi mereka untuk tetap memacu pertumbuhan di tengah meningkatnya biaya operasional.

Tercermin dari beberapa laporan keuangan perusahaan yang masih belum sepenuhnya dapat menyesuaikan keuntungan.

  1. Meta

Meta kemarin (2/2) merilis pendapatan per saham atau Earning per Share (EPS) sebesar USD1,76 dan pendapatan sebesar USD32,17 miliar, mengalahkan ekspektasi pasar sebesar USD31,53 miliar.

Berbagai faktor ekonomi makro mempengaruhi harga saham Meta, yang turun lebih dari 60% sepanjang 2022. Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 yang banyak memuat saham-saham tekno, turun hampir 40% di periode yang sama. Namunm META berhasil rebound di awal tahun ini didorong oleh rencana efisiensi di beberapa lini bisnis.

  1. Apple

Sementara, Apple melaporkan penurunan pendapatan yang jarang terjadi untuk kuartal tersebut dan penurunan yang lebih tajam dari perkiraan analis Wall Street, setelah menghadapi penutupan di pabrik utama China akhir tahun lalu.

Apple kemarin (2/2) mengumumkan hasil keuangan untuk kuartal pertama tahun fiskal 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Perusahaan membukukan pendapatan kuartalan sebesar USD117,2 miliar, turun 5% secara yoy, dan laba kuartalan per saham terdilusi sebesar USD1,88.

Apple membukukan laba bersih sebesar USD 29,99 miliar, turun dibanding tahun sebelumnya USD34,6 miliar.

  1. Google

Google juga membukukan penurunan laba yang tajam karena mesin penjualan iklannya mendapat tekanan dari meningkatnya persaingan dan pengetatan pengeluaran untuk iklan.

Pendapatan Alphabet Inc. perusahaan induk Google mencatatkan pertumbuhan 10% menjadi USD282,84 miliar sepanjang tahun fiscal 2022. Operational income atau pendapatan operasional meningkat 26 % sebesar USD74,84 miliar. Sementara net income atau laba bersih turun menjadi USD59,97 miliar dibanding tahun 2021 sebesar USD 76 miliar.

Pendapatan iklan Google hanya mencapai USD59,04 miliar dibandig tahun sebelumnya USD61,24 miliar. Iklan dari Youtube juga menurun menjadi USD7,96 miliar dibanding sebelumnya USD 8,63 miliar.

  1. Amazon

Sementara Amazon mematahkan perkiraan para analis untuk pertumbuhan penjualan 2022.

Para analis mengharapkan pendapatan Amazon USD145,42 miliar dengan segmen

Amazon Web Services (AWS) diharapkan menyumbang USD21,87 miliar dan iklan menyumbang USD11,38 miliar.

Mengutip laporan keuangan Amazon, penjualan bersih dilaporkan meningkat 9% menjadi USD149,2 miliar pada kuartal keempat tahun lalu, dibandingkan dengan USD137,4 miliar pada kuartal keempat 2021.

Pendapatan operasional menurun menjadi USD12,2 miliar pada 2022, dibandingkan USD24,9 miliar pada 2021.

Penjualan di Amerika Utara meningkat 13% secara year on year (YoY) menjadi USD93,4 miliar, atau meningkat 14%. Sementara penjualan segmen internasional justru turun 8% yoy menjadi USD34,5 miliar. Adapun penjualan segmen AWS meningkat 20% yoy menjadi USD21,4 miliar.

Beberapa perusahaan big tech ini sebelumnya juga telah memangkas puluhan ribu karyawan karena adanya kekhawatiran akan resesi dan pengetatan anggaran iklan. (ADF)

SHARE