MARKET NEWS

Menerka Pergerakan Wall Street Pekan Depan: Investor Pertimbangkan Pemilu AS 2024

Dinar Fitra Maghiszha 10/03/2024 12:15 WIB

Dua kandidat utama Pilpres AS yakni petahanan Joe Biden dan pesaingnya, Donald Trump, mulai mencuri perhatian investor dalam adu gagasan

Menerka Pergerakan Wall Street Pekan Depan: Investor Pertimbangkan Pemilu AS 2024 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Serangkaian data ekonomi hingga kebijakan moneter Federal Reserve dalam beberapa bulan terakhir menjadi fokus investor pasar modal Amerika Serikat atau Wall Sreet. 

Sehingga membawa sejumlah indikatornya melesat menemui area tertinggi sepanjang sejarah di tengah ekspektasi penurunan suku bunga.

Kini investor mulai beralih mempertimbangkan faktor lain yang menjadi katalis market, yaitu Pemilihan Presiden AS 2024.

Dua kandidat utama Pilpres AS yakni petahanan Joe Biden dan pesaingnya, Donald Trump, mulai mencuri perhatian investor dalam adu gagasan hingga surveinya di publik.

Dalam pidato kenegaraannya pada Kamis, Presiden AS Joe Biden mengusulkan kenaikan pajak perusahaan. 

Sedangkan lawannya, kandidat Partai Republik Donald Trump berniat memangkas pajak bagi perusahaan dan orang kaya. Bagi petahana, Biden memuji kemajuan ekonomi AS di bawah kepemimpinannya.

Sejumlah analis menilai sulit untuk mengukur bagaimana ragam kebijakan kedua capres ini dapat mempengaruhi pasar modal dalam beberapa bulan ke depan.

Kepala strategi pasar global di Wells Fargo Investment Institute, Paul Christopher, mengatakan adu gagasan kedua capres cukup ketat, sehingga sulit untuk memprediksi hasilnya.

"Anda paham (investor) punya banyak hal saat ini (kebijakan The Fed hingga laporan keuangan perusahaan), dan saat ini politik mulai ikut campur dalam hal ini (sentimen pasar),” katanya, dilansir Reuters, Minggu (10/3/2024).

Terlepas dari hasil pemilu, terang Paul, kebijakan fiskal kemungkinan akan menjadi salah satu hal pertama yang ditangani oleh pemerintahan 

Secara historis S&P 500 mencatat kenaikan rata-rata sebesar 15,5% selama periode Pemilu berlangsung, menurut data CFRA.

Pada saat yang sama, tahun-tahun pemilu juga penuh dengan volatilitas. Analis di BofA Global Research mencatat pada tahun pemilu sebelumnya, Indeks Volatilitas Cboe (.VIX), telah meningkat rata-rata 25% dari kuartal kedua hingga November.

Volatilitas cenderung turun setelah periode pemilu. BofA baru-baru ini meningkatkan targetnya terhadap S&P 500 menjadi 5.400, dari 5.000.

Dari sisi tren sejarah mungkin bakal menguntungkan Biden. Sejak munculnya Super Tuesday pada 1976, kenaikan S&P 500 sepanjang tahun ini juga didorong oleh katalis kemenangan partai politik presiden dalam pemilu, menurut data LPL Financial. Di sisi lain, LPL juga mencatat bahwa penguatan S&P 500 belakangan ini juga terjadi seiring dengan posisi Trump dalam survei nasional.

“Perekonomian berjalan dengan baik – dan kita akan melihat apakah Biden mendapat apresiasi atas hal tersebut,” kata Jeff Buchbinder, kepala strategi ekuitas untuk LPL Financial.

(SAN)

SHARE