Mengekor Toyota Jepang, Kinerja Keuangan ASII Kokoh di Tengah Skandal
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja moncer meski tengah berada di pusaran skandal uji keselamatan yang mencuat di akhir 2023 lalu.
IDXChannel - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja moncer meski tengah berada di pusaran skandal uji keselamatan yang mencuat di akhir 2023 lalu. Baik laba bersih perusahaan maupun kinerja saham ASII melesat.
ASII dilaporkan mengantongi laba bersih Rp33,8 triliun atau meningkat 17 persen sepanjang 2023 pada Selasa (27/2/2024).
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada 2023 sebesar Rp316,6 triliun, atau meningkat 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara penjualan sepeda motor meningkat sebesar 22 persen, dengan pangsa pasar yang lebih tinggi. (Lihat tabel di bawah ini.)
Nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2023 sebesar Rp4.907, meningkat 3 persen dibandingkan posisi pada 31 Desember 2022.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp29 miliar pada 31 Desember 2023, dibandingkan dengan Rp35,1 triliun pada 31 Desember 2022.
Tak hanya itu, saham ASII pagi ini melesat 4,35 persen di level Rp5.400 per saham pada pukul 9.50 WIB. Dalam enam bulan terakhir, saham ASII nyungsep 16,99 persen dan selama sebulan terakhir menguat 5,91 persen.
Menurut manajemen ASII, pencapaian laba bersih sepanjang 2023 ditopang oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen.
“Grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada tahun 2023, didukung oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen. Grup tetap menunjukkan resiliensi dengan diversifikasi portofolio bisnisnya, meskipun harga komoditas turun dan kondisi perekonomian melemah pada semester kedua,” kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, Selasa (27/2/2024).
Mengekor Kinerja Toyota Jepang
Apa yang dialami oleh ASII ini mirip dengan saham Toyota Motors Co mencatatkan kenaikan hampir 5 persen, tepatnya 4,72 persen pada perdagangan Rabu (7/2/2024), meski perusahaan tersebut sedang bergulat dengan serangkaian skandal di grup perusahaannya.
Sesaat usai pembukaan perdagangan, saham Toyota Motor yang melantai di Bursa Jepang sempat naik 7,3 persen di bursa Jepang. Di bursa saham New York, Amerika Serikat (AS), saham Toyota Motor melejit 7,77 persen pada perdagangan Selasa (6/2).
Informasi saja, saham Toyota Motor listing di bursa Amerika Serikat (AS) dengan skema American Depositary Receipts (ADRs).
Meroketnya saham perusahaan induk Astra ini karena Toyota Motor Jepang menaikkan perkiraan laba operasional setahun penuh hampir 9 persen pada hari Selasa (6/2) setelah pendapatan kuartal ketiganya melampaui perkiraan analis berkat pelemahan yen dan kuatnya penjualan mobil dengan margin tinggi dan kendaraan hybrid.
Laba operasional Toyota Motor untuk kuartal ketiga yang berakhir 31 Desember mencapai 1,68 triliun yen. Angka ini mengalahkan perkiraan laba rata-rata 1,3 triliun yen dalam jajak pendapat sembilan analis yang dilakukan LSEG.
Perusahaan Jepang tersebut menaikkan perkiraan labanya untuk tahun yang berakhir Maret menjadi 4,9 triliun yen (USD33 miliar) dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,5 triliun. Jumlah tersebut jauh di atas perkiraan analis rata-rata sebesar 4,6 triliun yen, menurut data LSEG.
Penjualan jenis mobil hybrid melonjak 46 persen, berkontribusi terhadap kenaikan 11 persen dalam penjualan kendaraan secara keseluruhan.
Mobil jenis hybrid menyumbang sekitar sepertiga dari total penjualan lebih dari 10 juta kendaraan merek Toyota dan Lexus tahun lalu.
Melemahnya mata uang yen, yang telah anjlok sekitar 10 persen terhadap dolar sejak akhir tahun 2022, memperkuat dampak kuatnya penjualan global Toyota.
Lebih lanjut, utang bersih anak perusahaan Grup di divisi jasa keuangan meningkat menjadi Rp52,2 triliun pada 31 Desember 2023, dari Rp44,5 triliun pada akhir 2022, sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit sepeda motor.
Toyota beberapa waktu lalu sempat menarik penjualan beberapa merk kendaraannya karena manipulasi uji keselamatan yang mengancam reputasinya dalam hal kualitas dan keamanan.
Pimpinan Toyota pekan lalu meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang disebabkan oleh kesalahan di dua anak perusahaan dan satu afiliasinya.
Perusahaan juga memangkas target penjualan kendaraan tahunan sebesar 150 ribu unit menjadi 9.45 juta kendaraan untuk mencerminkan penangguhan pengiriman dari unit bisnisnya Daihatsu Motor karena penyelidikan skandal sertifikasi keselamatan yang sedang berlangsung.
Imbas skandal tersebut, saham ASII yang terafiliasi dengan Toyota di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat melemah.
Kini, investor juga tengah menanti dividen ASII. Dividen final juga diusulkan sebesar Rp421 per saham, lebih kecil di banding tahun 2022 yang sebesar Rp552 per saham. Jumlah ini akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada April 2024.
Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp98 per saham (2022: Rp88 per saham) yang dibagikan pada Oktober 2023, akan menjadikan total dividen yang diusulkan untuk tahun 2023 menjadi Rp519 per saham (2022: Rp640 per saham).
“Rasio pembayaran dividen sebesar 62 persen (berdasarkan laba bersih Grup sebesar Rp34,0 triliun, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina). Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata rasio pembayaran dividen historis Perseroan,” imbuh Djony. (ADF)