MARKET NEWS

Mengenal Saham Blue Chip, Amankah untuk Berinvetasi?

Dian Kusumo 27/08/2023 21:57 WIB

Saham Blue Chip atau Saham Lapis Satu merupakan jenis saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, mencapai di atas Rp10 triliun.

Mengenal Saham Blue Chip, Amankah untuk Berinvetasi? . (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Saham Blue Chip atau Saham Lapis Satu merupakan jenis saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, mencapai di atas Rp10 triliun. 

Tahukah Anda, istilah Blue Chip awalnya berasal dari permainan poker. Dalam permainan poker, keping koin (chip) berwarna biru memiliki nilai tertinggi dibandingkan warna merah dan putih. 

Istilah Blue Chip dipakai dan dikenal secara luas di dunia saham setelah diperkenalkan oleh Oliver Gingold. 

Saat itu, Gingold melihat tren bahwa saham-saham seharga USD 200-USD 250 menarik minat investor. Sejak saat itu, penggunaan terminologi Blue Chip digunakan untuk saham-saham unggulan di dunia pasar modal.

Ciri Khas Saham Blue Chip

Saham Blue Chip memiliki beberapa karakteristik. Salah satunya adalah memiliki kapitalisasi besar. Nilai kapitalisasi suatu perusahaan mampu mencapai nilai triliunan rupiah. Besarnya kapitalisasi pasar ini mampu membuat investor sulit dalam memanipulasi harga.

Selain itu, saham Blue Chip juga memiliki likuiditas yang bagus. Biasanya likuiditas ini dipengaruhi oleh jumlah saham yang dimiliki publik atau beredar di bursa. Makin banyak kepemilikan saham publik, maka makin likuid pula saham tersebut. Saham yang masuk ke dalam kategori Blue Chip biasanya juga telah sudah cukup lama lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jangka waktu minimal lima tahun.

Cocok untuk Long Term Investment

Kapitalisasi besar saham Blue Chip membuat saham-saham ini cenderung bergerak steady dan tidak terlalu liar. Anda tidak perlu takut dalam berinvestasi di saham Blue Chip karena biasanya perusahaan yang sahamnya tergolong Blue Chip bukan lagi perusahaan yang bertumbuh, tetapi sudah termasuk dalam perusahaan yang mapan dan kuat.
Saham jenis ini sangat cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi jangka panjang. 

Pada saat pergerakan market tidak menentu, saham Blue Chip biasanya cenderung stabil. Bukan berarti saham Blue Chip tidak akan mengalami penurunan, tetapi saham-saham Blue Chip biasanya paling cepat pulih dibandingkan saham small atau mid-caps. 

Namun demikian, berinvestasi di saham Blue Chip butuh modal yang lebih tinggi karena biasanya harga per lot lebih tinggi dari saham lainnya.

Apakah Saham Blue Chip Aman? 

Saham blue chip menjadi saham yang direkomendasikan untuk dikoleksi oleh investor. Pasalnya, saham blue chip merupakan saham unggulan yang cenderung aman dan banyak direkomendasikan. Melansir laman Investopedia, istilah blue chip mulanya datang dari permainan poker. 

Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip adalah emiten yang masuk pada daftar indeks LQ45. Indeks LQ45 berisikan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Mengutip Kontan, Bursa Efek Indonesia mengubah komposisi saham dalam LQ45 untuk periode Febriari hingga Juli 2022, di mana ada pergantian lima saham blue chip di indeks LQ45. Saham blue chip yang baru masuk Indeks LQ45 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Harum Energy (HRUM), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Berikut daftar saham blue chip yang tergabung dalam indeks LQ45 dikutip dari data BEI:
1.      ADRO PT Adaro Energy Tbk,
2.      AMRT PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk,
3.      ANTM PT Aneka Tambang Tbk,
4.      ASII PT Astra International Tbk,
5.      BBCA PT Bank Central Asia Tbk,
6.      BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,
7.      BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
8.      BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk,
9.      BFIN PT BFI Finance Indonesia Tbk,
10.  BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
11.  BRPT PT Barito Pacific Tbk,
12.  BUKA PT Bukalapak.com Tbk,
13.  CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
14.  EMTK PT Elang Mahkota Teknologi Tbk,
15.  ERAA PT Erajaya Swasembada Tbk,
16.  EXCL PT XL Axiata Tbk,
17.  GGRM PT Gudang Garam Tbk,
18.  HMSP PT H.M. Sampoerna Tbk,
19.  HRUM PT Harum Energy Tbk,
20.  ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
21.  INCO PT Vale Indonesia Tbk,
22.  INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk,
23.  INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk,
24.  INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,
25.  ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk,
26.  JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk,
27.  KLBF PT Kalbe Farma Tbk,
28.  MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk,
29.  MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk,
30.  MIKA PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk,
31.  MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk,
32.  PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk,
33.  PTBA PT Bukit Asam Tbk,
34.  TPP PT PP (Persero) Tbk,
35.  SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
36.  TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk,
37.  TINS PT Timah Tbk,
38.   TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk,
39.   TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk,
40.  TOWR PT Sarana Menara Nusantara Tbk,
41.  TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk,
42.  UNTR PT United Tractors Tbk,
43.  UNVR PT Unilever Indonesia Tbk,
44.  WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk,
45.  WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk.


(DKH)

SHARE