MARKET NEWS

Menghitung Valuasi IPO Adaro Andalan (AADI), Murah Dibandingkan Entitas Sejenis?

Dinar Fitra Maghiszha 23/11/2024 20:08 WIB

AADI, terang Rizkia, ditawarkan dengan price-to-earnings ratio (P/E) di kisaran 1,3 hingga 1,7 kali.

Menghitung Valuasi IPO Adaro Andalan (AADI), Murah Dibandingkan Entitas Sejenis? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mencuri perhatian investor. Hal ini lantaran bakal menjadi emiten pertama yang merealisasikan fundraising bernilai triliunan Rupiah.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai IPO entitas hasil spin off PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) itu maksimal Rp4,59 triliun. Ini merupakan nilai IPO terbesar, sejak dana IPO jumbo terakhir kali diperoleh oleh PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) senilai Rp860,92 miliar.

Selain mendorong AADI go public, ADRO, selaku pengendali, juga bakal melepas seluruh kepemilikan mereka di AADI melalui penawaran umum perdana saham (PUPS) terhadap investor eksistingnya saat ini.

Diketahui, ADRO menguasai 7 miliar lembar AADI bernominal Rp21,9 triliun. Sementara porsi pemegang ADRO khusus publik hingga 20 November 2024 mencapai 10,37 miliar atau setara 33,73 persen.

Menghitung Valuasi AADI

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menghitung valuasi AADI berada dalam posisi yang menarik, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan batu bara lainnya.

AADI, terang Rizkia, ditawarkan dengan price-to-earnings ratio (P/E) di kisaran 1,3 hingga 1,7 kali. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata P/E emiten sejenis yang berada di level 5-6 kali.

“Menunjukkan bahwa harganya tergolong murah dibandingkan dengan rata-rata P/E perusahaan batu bara lainnya,” kata Rizkia dalam riset yang diterbitkan pada Senin (18/11/2024).

Selain itu, indikator lain seperti enterprise value to EBITDA (EV/EBITDA) menunjukkan rasio yang juga dinilai kompetitif, berkisar antara 2,8 hingga 3,5 kali.

Tidak hanya menawarkan valuasi menarik, ikhtisar kinerja keuangan AADI juga menjadi sorotan. 

Mengutip data, Rizkia mencatat return on equity (ROE) perusahaan mencapai 63 persen, sedangkan return on assets (ROA) berada di angka 32 persen.

Kedua indikator ini mencerminkan tingkat profitabilitas yang sangat baik.

Di tengah meningkatnya desakan transisi energi, kebutuhan terhadap batu bara thermal disebut masih tetap solid. Rizkia memproyeksikan harga emas hitam ini masih cenderung tinggi dalam 1 hingga 2 tahun ke depan. 

“Dengan prospek batu bara yang masih cukup positif ke depannya, serta sifat bisnis yang mampu menghasilkan arus kas dengan sangat cepat dan efisien, kami menilai bahwa pada valuasi saat ini, harga AADI masih tergolong murah, dan menarik untuk investasi,” kata dia.

(Dhera Arizona)

SHARE