MARKET NEWS

Mengintip Kinerja Adaro Minerals (ADMR), Bagaimana Prospek Sahamnya?

TIM RISET IDX CHANNEL 04/03/2025 15:10 WIB

Kinerja PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada kuartal IV-2024 sejalan dengan ekspektasi pasar.

Mengintip Kinerja Adaro Minerals (ADMR), Bagaimana Prospek Sahamnya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada kuartal IV-2024 sejalan dengan ekspektasi pasar, didorong oleh peningkatan volume penjualan batu bara metalurgi.

Menurut laporan Indo Premier Sekuritas pada 4 Maret 2025, ADMR membukukan laba bersih USD104 juta di kuartal IV-2024, naik 23 persen secara kuartalan. Kenaikan tersebut ditopang lonjakan volume penjualan menjadi 1,8 juta ton, atau meningkat 52 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Meski demikian, kenaikan laba bersih tertahan oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) batu bara metalurgi (HCC) sebesar 12 persen secara kuartalan menjadi USD171 per ton.

Secara keseluruhan, laba bersih ADMR sepanjang 2024 mencapai USD437 juta sejalan dengan konsensus, yakni 99 persen dari perkiraan pasar, namun sedikit di atas proyeksi Indo Premier sebesar 105 persen seiring volume yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Pencapaian ini sedikit melampaui perkiraan Indo Premier sebesar 105 persen, berkat volume penjualan yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Volume produksi ADMR pada 2024 melampaui panduan perusahaan yang berkisar 4,9-5,4 juta ton.

Lonjakan ini terjadi setelah perusahaan berhasil mengejar target penjualan pada November 2024, pascabanjir yang sempat menghambat aktivitas logistik di Sungai Barito pada Oktober.

Rasio pengupasan tanah (stripping ratio) tercatat stabil di level 3,6 kali, sejalan dengan panduan manajemen.

Indo Premier mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ADMR dengan target harga Rp1.500 per saham.

Analis menilai risiko penurunan harga batu bara metalurgi saat ini terbatas, seiring potensi peningkatan permintaan pada 2025.

Selain itu, proyek smelter aluminium yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026 diperkirakan menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan.

Meski demikian, Indo Premier menyoroti risiko perlambatan ekonomi China yang berpotensi menekan permintaan batu bara metalurgi.

"Valuasi ADMR saat ini cukup menarik dengan rasio harga terhadap laba (P/E) 2025 sebesar 6 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata satu tahun sebesar 7,5 kali dan emiten batu bara metalurgi global yang berada di kisaran 8-12 kali," kata Indo Premier. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE