Mengintip Strategi Efisiensi GOTO, Pangkas Sejumlah Beban di Semester I-2024
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil menekan rugi bersih selama semester I-2024 seiring manajemen mampu menurunkan beban operasional dan keuangan perusah
IDXChannel – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil menekan rugi bersih selama semester I-2024 seiring manajemen mampu menurunkan beban operasional dan keuangan perusahaan.
Berkat pemangkasan sejumlah beban perseroan, GOTO bisa dibilang semakin efisien. Hal ini terlihat dari data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang disampaikan sejak 30 Juli lalu.
Beban umum dan administrasi GOTO, misalnya, berkurang 16 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp2,47 triliun di paruh pertama 2024 dari sebelumnya Juni 2023 sebesar Rp2,93 triliun.
Kemudian, beban penjualan dan pemasaran perusahaan per Juni 2024 juga menyusut sebesar 56,1 persen YoY menjadi Rp1,45 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2023 Rp3,30 triliun.
Selanjutnya, beban pengembangan produk turun 53 persen YOY menjadi sebesar Rp852 miliar dari sebelumnya Rp1,822 triliun.
Tidak hanya itu, beban operasional dan pendukung juga berkurang 49 persen menjadi Rp502 miliar dari sebelumnya Rp993 miliar.
Penurunan ini membuat total biaya dan beban perseroan mengecil hingga 27,2 persen YoY menjadi Rp9,47 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp12,99 triliun.
Berkat efisiensi beban tersebut, rugi operasional (rugi usaha) GOTO selama semester I-2024 turun sebesar 72 persen YoY menjadi Rp1,73 triliun dari rugi operasional di periode yang sama 2023 sebesar Rp6,11 triliun.
Dari sisi top-line, GOTO membukukan pendapatan bersih di semester I-2024 sebesar Rp7,74 triliun, naik 12,4 persen dari periode yang sama Juni 2023 sebesar Rp6,88 triliun.
Sementara, dari sisi bottom-line, induk Gojek dan GoTo Financial ini juga berhasil memangkas rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 62,3 persen menjadi Rp2,7 triliun, dari rugi bersih sebelumnya Rp7,16 triliun.
Amatan Analis
Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli berpendapat, nilai kerugian EBITDA yang disesuaikan (proforma) berhasil turun hingga 95 persen YoY menjadi Rp48 miliar di kuartal II-2024, mendekati titik impas (breakeven). Sementara, rugi periode berjalan di kuartal II-2024 juga menyusut 63 persen menjadi Rp954 miliar.
"Ini menandai kuartal kedelapan berturut-turut dari EBITDA yang disesuaikan membaik dan perusahaan berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas. Hasil yang sangat baik untuk Q2-24, fokus strategis GOTO yang menyasar konsumen pasar massal membuahkan hasil,” kata Christopher dalam risetnya, Senin (5/8).
Karenanya, Mirae Asset mempertahankan peringkat netral untuk sektor ini hingga perubahan lebih lanjut.
“Kami memberikan rekomendasi beli untuk GOTO dengan target harga yang dipertahankan masing-masing Rp80 per saham mengingat kinerja masih sesuai dengan perkiraan kami saat ini,” tulis Christopher.
Mirae Asset masih mempertahankan target harga GOTO tersebut, seperti di riset sebelumnya pada 19 Juli 2024.
Fokus GOTO
Dalam keterangan resmi sebelumnya, Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menjelaskan, percepatan pertumbuhan di kuartal II-2024 kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.
“Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan perseroan, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024,” kata Patrick.
Sebagai informasi tambahan, GOTO juga mencatatkan pendapatan jasa pinjaman, dari lini bisnis GoTo Financial (GTF), yang melesat 662 persen menjadi Rp667 miliar, dari periode yang sama 2023 yang hanya Rp88 miliar. (Aldo Fernando)