Menilik Strategi Jangka Panjang Astra (ASII), Akuisisi MMLP hingga Perluas Portofolio Tambang
PT Astra International Tbk (ASII) menegaskan arah bisnis ke depan dengan memperkuat tiga pilar utama, yaitu infrastruktur, kesehatan, dan mineral.
IDXChannel - PT Astra International Tbk (ASII) menegaskan arah bisnis ke depan dengan memperkuat tiga pilar utama, yaitu infrastruktur, kesehatan, dan mineral.
Wakil Presiden Direktur ASII, Rudy, menyampaikan infrastruktur logistik modern, termasuk gudang dan data center, menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang perseroan.
"Jadi kalau bicara tentang tadi pergudangan itu adalah masuk dalam infrastruktur. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk ke depannya kami investasi di bidang-bidang atau sektor lain yang berpotensi,” ujar Rudy dalam paparan publik, Kamis (28/8/2025).
ASII melalui Saka Industrial Arjaya juga telah menandatangani perjanjian akuisisi 83,7 persen saham pengembang properti industri dan logistik PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP).
Setelah transaksi rampung, Astra akan menjadi pengendali baru MMLP, dan wajib melakukan tender offer sesuai ketentuan pasar modal.
Selain itu, di sektor infrastruktur digital, ASII menargetkan pengembangan data center sebagai bagian dari strategi diversifikasi.
Sejalan dengan pilar kesehatan, ASII meningkatkan kepemilikan di sejumlah perusahaan seperti Rumah Sakit Hermina, Halodoc, dan RS jantung Heartology Cardiovascular.
Sementara di sektor mineral, Astra melalui PT United Tractors Tbk (UNTR) memperluas portofolio emas dan nikel, serta meningkatkan kepemilikan pada proyek energi panas bumi Supreme Energy Rantau Dedap di Sumatera Selatan menjadi 40,4 persen.
Rudy menekankan bahwa penguatan lini bisnis inti tetap menjadi fokus utama, namun investasi pada sektor baru dilakukan untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang
"Fokus kami tentu jangka pendek ada penguatan bisnis grup Astra yang ada saat ini, tetapi kami akan balance juga untuk jangka menengah dan jangka panjang," kata dia.
Data laporan keuangan semester I-2025 menunjukkan, laba bersih ASII mencapai Rp15,99 triliun, turun 4 persen dibandingkan Rp16,67 triliun pada periode yang sama di 2024.
Meski menghadapi tekanan di sektor otomotif dan pertambangan batu bara, kontribusi dari infrastruktur, agribisnis, dan jasa keuangan meningkat.
Dari total belanja modal (capex), sebagian dialokasikan untuk gudang logistik modern, data center, serta investasi kesehatan. Nilai capex perseroan yang terserap hingga pertengahan tahun ini mencapai lebih dari Rp8 triliun.
(NIA DEVIYANA)