Meningkat 36,6 Persen, PAM Mineral (NICL) Bukukan Laba Operasional Rp45,8 Miliar
PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan peningkatan kinerja operasional di tahun 2020. NICL berhasil mencatatkan laba operasional sebesar Rp45,8 miliar.
IDXChannel - PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan peningkatan kinerja operasional di tahun 2020. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2020 yang telah diaudit, NICL berhasil mencatatkan laba operasional sebesar Rp45,8 miliar atau lebih tinggi 36,6 persen dibandingkan dengan laporan keuangan in-house 2020.
Pada laporan keuangan yang telah diterbitkan NICL pada laporan sebelumnya, hanya mencatatkan laba operasional sebesar Rp33,5 miliar.
Corporate Secretary PAM Mineral, Suhartono, mengatakan, laba bersih Perseroan di tahun 2020 meningkat 12,5 persen menjadi Rp32 miliar dibandingkan laporan keuangan in-house 2020, yang telah diterbitkan NICL pada laporan sebelumnya, yang hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp28,4 miliar.
Peningkatan ini disebabkan adanya penurunan nilai beban pokok penjualan pada laporan in-house 2020 NICL yang tercatat sebesar Rp147,9 miliar sedangkan berdasarkan laporan audit NICL, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp116,6 miliar atau lebih rendah 21,2 persen.
Hal ini tentunya juga menopang gross profit dan operating profit yang lebih besar dibandingkan yang tercatat pada buku inhouse. Margin gross profit dan operating profit NICL masing-masing sebesar 50,3 persen dan 36,6 persen.
“Perseroan berkeyakinan kinerja operasional pada tahun 2021 akan lebih meningkat dibandingkan dengan tahun 2020. Selain itu kinerja operasional diperkuat oleh semakin meningkatnya harga nikel di tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020," ujar Suhartono dalam keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).
Selain itu, NICL juga mencatatkan nilai aset lancar yang lebih tinggi pada laporan buku audit. Total nilai aset lancar NICL sebesar Rp124,1 miliar, lebih tinggi sebesar 11,9 persen dibandingkan dengan nilai asset lancar pada buku in-house 2020 yang hanya sebesar Rp110,8 miliar.
Kondisi tersebut disebabkan karena posisi nilai uang muka dan dibayar dimuka yang mengalami kenaikan dari Rp1,9 miliar menjadi Rp23,0 miliar. Secara keseluruhan NICL mencatatkan nilai total asset nya sebesar Rp189,7 atau lebih tinggi 7,7 persen dari laporan keuangan Inhouse.
Di sisi lain, NICL mencatatkan nilai utang sebesar Rp82,9 miliar atau lebih tinggi sebesar 11,7 persen dari yang tercatat di posisi laporan keuangan in house 2020. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan posisi utang jangka pendek yaitu sebesar 12,3 persen dari Rp69,8 miliar menjadi Rp78,4 miliar.
Pada posisi ekuitas NICL mencatatkan nilai ekuitas sebesar Rp106,7 miliar, lebih tinggi sebesar 4,7 persen dari posisi inhouse 2020. (TYO)