MARKET NEWS

Merdeka Copper Gold (MDKA) Rugi Rp242 Miliar akibat Biaya Produksi Membengkak

Rahmat Fiansyah 04/06/2024 09:12 WIB

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) rugi USD15,2 juta, setara Rp242 miliar pada kuartal I-2024.

Merdeka Copper Gold (MDKA) Rugi Rp242 Miliar Akibat Biaya Produksi Membengkak. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) rugi USD15,2 juta, setara Rp242 miliar pada kuartal I-2024. Kerugian tersebut disebabkan oleh biaya produksi bijih logam yang membengkak.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (4/6/2024), pendapatan MDKA pada tiga bulan pertama tahun ini naik 153% dari USD214 juta menjadi USD541 juta.

Namun, kenaikan beban pokok pendapatan mencapai 177% dari USD183 juta menjadi USD508 juta. Akibatnya, kenaikan pendapatan yang signifikan tersebut hanya membuat laba kotor naik tipis dari USD32 juta menjadi USD33 juta.

Kenaikan beban pokok pendapatan ini berasal dari biaya pengolahan yang naik 93% dari USD176 juta menjadi USD340 juta. Selain itu, biaya pertambangan juga naik dari USD26 juta menjadi USD38 juta. Beban penyusutan serta beban amortisasi juga tercatat naik.

Selain bengkaknya beban pokok pendapatan, kinerja MDKA juga tergerus dengan tingginya beban keuangan. Di pos ini, angkanya mencapai USD28 juta, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD23 juta.

Kenaikan tersebut berasal dari bunga obligasi yang naik dari USD19 juta menjadi USD25 juta. Meningkatnya bunga obligasi ini dikompensasi dari turunnya bunga pinjaman perbankan dari USD6,7 juta menjadi USD2,6 juta. Namun, transaksi cross currency swaps atas utang obligasi yang awalnya memberikan kontribusi USD3,6 juta, pada tahun ini hanya menyumbang USD1,4 juta.

Posisi kas dan setara kas MDKA juga turun dari USD519 juta menjadi USD424 juta. Namun, piutang usaha perseroan naik dari USD120 juta menjadi USD159 juta. Sementara ekuitas perseroan naik dari USD927 juta menjadi USD962 juta.

MDKA diketahui merupakan perusahaan yang memproduksi bijih logam seperti emas, tembaga, dan nikel. Pada tahun ini, perseroan menargetkan produksi emas bisa mencapai 100-200 ribu ons troi, tembaga 14-16 ribu ton, dan nikel 15 juta ton.

(RFI)

SHARE