Meski Pendapatan Naik, Nusa Konstruksi (DGIK) Catat Rugi Bersih Rp9,65 Miliar
PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) membukukan perolehan pendapatan pada kuartal III 2022 sebesar Rp275,47 miliar, naik 18,3% dari kuartal III 2021.
IDXChannel - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) membukukan perolehan pendapatan pada kuartal III 2022 sebesar Rp275,47 miliar. Nilainya tumbuh 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp232,79 miliar.
Meski begitu, perseroan justru mencatat rugi bersih sebesar Rp9,65 miliar, berbalik dari posisi laba bersih Rp1,53 miliar pada kuartal III 2021.
Perseroan sebenarnya telah berupaya meningkatkan kinerja dengan efisiensi operasional. Tercatat beban operasional mengalami penurunan meskipun pendapatan tumbuh.
Begitu juga efisiensi di beban kontrak yang terlihat dari margin bruto yang meningkat 14,9%. ''Performa di tiga kuartal tahun ini memperlihatkan proses konsolidasi telah berhasil mengangkat performa perseroan baik dalam hal pertumbuhan maupun efisiensi operasional,'' jelas Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk Heru Firdausi Syarif dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh MPI, Senin 05/12/2022.
Dia melanjutkan raihan kontrak baru di tahun ini yang juga sudah memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Perseroan optimis bisa meraih pertumbuhan yang lebih tinggi ke depan.
Perolehan kontrak baru pada kuartal III 2022 ini tercatat sebesar Rp814,7 miliar, meningkat signifikan dibandingkan raihan kontrak baru sepanjang 2021 yang hanya sebesar Rp167 miliar.
Kontribusi terbesar berasal dari proyek infrastruktur jalan seperti Tol Solo – Jogja seksi 1, bangunan pendidikan, rumah sakit, high rise building, dan proyek pembangunan jalan kawasan.
Porsi proyek infrastruktur dalam portofolio kontrak perseroan meningkat signifikan sejalan dengan langkah transformasi bisnis perseroan untuk peningkatan di bisnis infrastruktur, pasca kehadiran PT Global Dinamika Kencana (GDK) sebagai pengendali baru.
Di sisi lain, neraca perusahaan dalam kondisi yang prima, di mana posisi rasio debt to equity yang rendah sebesar 0,5x dan kondisi likuiditas sangat likuid dengan level current ratio sebesar 1,3x.
Terjadi peningkatan pada aset investasi perseroan pasca akuisisi 35% kepemilikan di PT Dirgantara Yudha Artha (DYA). Hingga saat ini, perseroan masih menjalani program pembelian kembali saham (share buyback) dengan realisasi saham yang dibeli hingga September sebanyak 290.256.900 lembar.
Perseroan optimis di tahun 2023 akan mampu menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik, meskipun dibayangi dengan perkiraan resesi global dan tekanan terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik.
Perseroan saat ini memiliki modal yang kuat dalam mengoptimalkan pertumbuhan ke depan baik berupa posisi neraca keuangan yang solid, operasional yang semakin efisien, peningkatan pada segmen infrastruktur dan selesainya proses konsolidasi dan sinergi di bisnis jasa konstruksi dengan PT Dirgantara Yudha Artha.
“Tahun ini kami telah menyelesaikan proses konsolidasi yang salah satunya menghasilkan efisiensi, begitu juga dengan strategi peningkatan di bisnis infrastruktur yang sudah terlihat dari realisasi perolehan kontrak proyek infrastruktur yang signifikan. Pencapaian-pencapaian tersebut semakin memperkuat optimisme Perseroan untuk terus tumbuh ke depan," ujar Heru.
(FRI)