Meski Penjualan Turun, Laba Salim Ivomas (SIMP) Naik Jadi Rp1,19 Triliun di 2022
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan laba bersih Rp1,19 triliun sepanjang 2022.
IDXChannel - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan laba bersih Rp1,19 triliun sepanjang 2022. Angka itu naik 21% dari laba 2021 yang sebesar Rp990 miliar.
Di sisi lain, penjualan perseroan hingga akhir Desember 2022 tercatat turun 9% menjadi Rp17,79 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp19,65 triliun.
Manajemen SIMP menjelaskan penurunan ini utamanya disebabkan oleh merosotnya penjualan produk minyak dan lemak nabati, yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit.
Berdasarkan produknya, penjualan minyak kelapa sawit (MKS) tercatat sebesar Rp8,73 triliun, produk inti sawit dan produk terkait mencatatkan penjualan sebesar Rp1,32 triliun, sementara minyak goreng dan lemak nabati tidak mencatatkan pendapatan, serta penjualan lainnya tercatat sebesar Rp1,66 triliun.
Secara geografis, penjualan domestik tercatat turun menjadi sebesar Rp10,81 triliun, dari sebelumnya Rp10,44 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor tercatat naik menjadi sebesar Rp913,30 miliar, dari sebelumnya Rp117,29 miliar.
Dari sisi produksi, produksi tandan buah segar (TBS) inti naik 10% secara tahunan, sehingga mendorong kenaikan produksi sepanjang tahun lalu sebesar 2% secara tahunan menjadi 2,81 juta ton. Adapun produksi CPO perseroan tercatat naik 7% menjadi 736 ribu ton dari sebelumnya 687 ribu ton.
“Sepanjang tahun 2022 lalu, kami meraih kinerja keuangan yang positif seiring kenaikan harga jual rata-rata, serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi,” kata Direktur Utama SIMP, Mark Wakeford, dalam keterangan resminya, Selasa (28/2/2023).
Mark mengatakan pada tahun lalu, sektor agribisnis masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dampak cuaca dan volatilitas harga komoditas.
Hal tersebut telah mempengaruhi produksi TBS inti perseroan. Namun secara year on year (yoy), SIMP mencatatkan pemulihan produksi terutama pada semester kedua 2022, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kami tetap fokus memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, peningkatan produktivitas dan berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," pungkas Mark. (NIA)