MARKET NEWS

Misil Iran Serang Israel, Siap-Siap Harga Minyak Meroket 

Maulina Ulfa - Riset 14/04/2024 09:04 WIB

Gedung Putih dan Israeli Defense Forces (IDF) melaporkan Iran telah melancarkan serangan drone dan rudal secara signifikan terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024

Misil Iran Serang Israel, Siap-Siap Harga Minyak Meroket. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gedung Putih dan Israeli Defense Forces (IDF) melaporkan Iran telah melancarkan serangan drone dan rudal secara signifikan terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024). Kondisi ini memperluas kekhawatiran akan perang regional di Timur Tengah dan meningkatnya ketegangan geopolitik kawasan.

Kondisi ini bisa membuat harga komoditas minyak mentah dunia meroket lagi. Sebelumnya, kontrak berjangka (futures) minyak mentah dunia menguat ke level tertinggi sejak Oktober 2023.

Pada Jumat (12/4/2024), minyak jenis Brent ditutup menguat 0,79 persen di level USD90,45 per barel. Minyak Brent sepanjang tahun ini sudah melesat 19 persen selama 2024 seiring perang yang menambah risiko ke pasar.

Sementara, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,75 persen secara harian ke USD85,66 per barel pada hari yang sama.

Jelang perdagangan awal pekan, harga minyak bisa melonjak imbas ketegangan yang semakin intense antara Iran dan Israel.

Sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka meluncurkan puluhan rudal dan drone ke arah Israel, menurut pernyataan media pemerintah Iran, Press TV.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan serangan langsung dari Iran adalah eskalasi yang parah dan berbahaya.

“Kemampuan pertahanan dan ofensif kami berada pada tingkat kesiapan tertinggi menjelang serangan skala besar dari Iran. Ini adalah misi yang kami bertekad dan siap penuhi,”kata Hagari dalam sebuah video.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Amerika Serikat (AS) mengatakan Presiden Joe Biden secara berkala mendapat informasi terkini mengenai situasi yang sedang terjadi dan akan bertemu dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih.

Juru Bicara NSC Adrienne Watson mengatakan serangan oleh Iran, yang diperkirakan berlangsung selama berhari-hari kemungkinan akan terjadi dalam beberapa jam.

“Presiden Biden sudah jelas: dukungan kami terhadap keamanan Israel sangat kuat. Amerika Serikat akan mendukung rakyat Israel dan mendukung pertahanan mereka terhadap ancaman dari Iran,” kata Watson dalam sebuah pernyataan.

Iran diperkirakan akan menyerang Israel setelah dugaan serangan Israel awal bulan ini terjadi di dekat kedutaan Iran di Damaskus, Suriah. Serangan ini menewaskan dua perwira senior di IRGC Teheran.

Para perwira IRGC yang terbunuh adalah kematian paling terkenal sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober, dan pukulan terbesar bagi Teheran sejak serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020 yang menewaskan Qasem Soleimani di Irak. Kematian mereka menyebabkan kemarahan publik di Iran.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah berulang kali mengancam Israel setelah serangan di Damaskus, dengan mengatakan negaranya akan “ditampar” atas tindakan mereka.

Dia mengatakan, serangan terhadap kedutaan sama saja dengan menyerang tanah air suatu negara.

Israel belum mengkonfirmasi serangan tersebut ke Damaskus, meskipun para pejabat Israel jarang mengomentari tindakan militer yang dilakukan di Suriah terhadap Iran.

Serangan balik Iran kemungkinan akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah, yang bergejolak sejak pecahnya perang Israel-Hamas. Sementara Iran adalah pendukung utama Hamas.

Perang Israel-Hamas masih berkecamuk di Gaza, dan telah menyebabkan bentrokan di Timur Tengah antara proksi Iran, Israel, dan pasukan AS. Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman juga masih menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah dan berperang dengan Angkatan Laut AS.

(SLF)

SHARE