MARKET NEWS

MNC Energy Investments (IATA) Incar Pendapatan USD350 Juta di 2023

Fiki Ariyanti 05/01/2023 09:16 WIB

PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mengincar pendapatan sebesar USD350 juta pada tahun ini.

MNC Energy Investments (IATA) Incar Pendapatan USD350 Juta di 2023. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) memasang target produksi batu bara sebesar lebih dari 7 juta Metrik Ton (MT) di 2023. Perseroan mengincar pendapatan sebesar USD350 juta pada tahun ini.

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, IATA menargetkan pencapaian lebih tinggi di 2023. Ini karena kinerja gemilang perseroan pada tahun lalu.

“Kami berharap performa IATA akan sangat baik di 2023, selaras dengan produksi batu bara yang ditargetkan naik hingga 40%,” ujar Hary dalam keterangan resminya, Kamis (5/1/2023).

Hary menambahkan, EBITDA perseroan pada Januari-November 2022 tumbuh positif 127,6% mencapai USD66,3 juta dari USD29,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Selain pendapatan, EBITDA perseroan juga melambung hingga 468,3% dari USD11,7 juta menjadi USD66,3 juta. 

Alhasil, laba bersih IATA berhasil melesat 729,1%, dari USD5,5 juta pada Desember 2021 menjadi USD45,8 juta pada sebelas bulan tahun lalu. 

Dari sisi neraca, total aset perseroan meningkat 107,4% dari USD99,9 juta sepanjang 2021 menjadi USD207,2 juta pada Januari-November 2022. Total ekuitas di periode 11 bulan 2022 juga tercatat positif sebesar USD89,0 juta setelah sempat negatif efek konsolidasi akusisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) ke dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan. 

Setelah IATA menyelesaikan proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada November 2022, akuisisi telah dibayarkan lunas sehingga ekuitas menjadi positif dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) resmi mengantongi 44,1% saham IATA

IATA menorehkan pendapatan sebesar USD166,6 juta hingga November 2022 melonjak 130,2% year on year (yoy) dari USD72,4 juta tahun lalu.  Angka tersebut mengalahkan kinerja 2021 dengan selisih yang signifikan, yaitu meningkat 110,5% dibandingkan dengan keseluruhan kinerja 2021 sebesar USD79,1 juta. 

Hal tersebut menjadikan laba bersih IATA naik 100,1% yoy dari USD22,9 juta pada Januari-November 2021 menjadi USD45,8 juta di periode yang sama 2022. Bahkan dibandingkan dengan 2021, kinerja IATA 11 bulan ini jauh mendominasi. 

Kinerja gemilang IATA tidak lepas dari langkah manajemen menajamkan fokus investasi di sektor energi. Perseroan masih akan terus menggenjot produksi, memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar internasional. 

Untuk proyeksi 2023, produksi batu bara IATA ditargetkan melebihi 7 juta MT. Dengan asumsi harga batu bara USD50 per MT, akan menghasilkan pendapatan sebesar USD350 juta. 

Angka tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya IUP yang beroperasi dan kemampuan perseroan untuk mendapatkan kontrak pembelian batu bara. 

Saat ini, IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 332 juta MT dari 20% keseluruhan area penambangan seluas 72.478 Ha. Tidak berhenti di situ, perseroan aktif mengeksplorasi 59.035 Ha area yang diyakini memiliki cadangan terbukti hingga 600 juta MT untuk semua IUP.


(FAY)

SHARE