MARKET NEWS

Moody’s Pangkas Rating Kredit China Jadi Negatif, Indeks Saham China Rontok

Maulina Ulfa - Riset 05/12/2023 16:25 WIB

Moody’s Investors Service memangkas peringkat kredit China menjadi negatif.

Moody’s Pangkas Rating Kredit China Jadi Negatif, Indeks Saham China Rontok. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Moody’s Investors Service memangkas peringkat kredit China menjadi negatif. Penurunan ini menggarisbawahi kekhawatiran global yang semakin mendalam terhadap tingkat utang di negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia ini.

Moody's mengafirmasi peringkat kredit China pada A1 pada tanggal 5 Desember namun merevisi prospeknya dari "stabil" menjadi "negatif". Rendahnya pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang berkelanjutan dan restrukturisasi sektor properti yang sedang berlangsung membuat Moody’s harus melakukan pemangkasan tersebut.

Lembaga pemeringkat tersebut menyuarakan kekhawatiran mengenai semakin banyaknya bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah dan sektor publik yang lebih luas kepada pemerintah regional dan lokal dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengalami kesulitan keuangan.

“Penggunaan stimulus fiskal oleh China untuk mendukung pemerintah daerah dan perusahaan milik negara menimbulkan risiko negatif terhadap perekonomian negara tersebut,” ujar Moody’s dikutip Bloomberg News, Selasa (5/12/2023).

Perubahan ini terjadi seiring dengan memburuknya kondisi properti di China yang memicu peralihan ke arah stimulus fiskal, dimana negara tersebut meningkatkan pinjamannya sebagai langkah utama untuk meningkatkan perekonomiannya.

Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat utang negara tersebut karena Beijing menerbitan obligasi mencapai rekor tertinggi tahun ini.

Dilaporkan China telah menyetujui penerbitan utang negara senilai 1 triliun yuan pada 25 Oktober lalu.

Media pemerintah China mengatakan dana sebesar 1 triliun yuan yang diterbitkan oleh pemerintah pusat akan ditransfer ke pemerintah daerah.

“Jumlah pendanaan tambahan secara keseluruhan tampaknya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan basis pendanaan pemerintah daerah,” kata Rain Yin, direktur asosiasi di S&P Global Ratings.

“Ini kira-kira sekitar 5 persen dari pendapatan transfer atau 2 persen dari total pendapatan pemerintah daerah. Namun, pendanaan ini bisa menjadi sangat penting dan bermakna dalam mendukung provinsi-provinsi tertentu, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak bencana dan memerlukan lebih banyak pinjaman untuk mendukung pemulihan dan pembangunan ekonomi lokal,”imbuh Yin. 

Moody's terakhir kali memangkas peringkat kredit China pada 2017, dari Aa3 menjadi A1 karena kemungkinan peningkatan signifikan dalam utang perekonomian secara keseluruhan dan dampaknya terhadap keuangan negara. Ini merupakan penurunan peringkat utang China yang pertama sejak tahun 1989.

Selain Moody’s, sejumlah lembaga pemeringkat masih mempertahankan prospek stabil tingkat kredit China.

Peringkat kredit Standard & Poor's untuk China berada pada A+ dengan prospek stabil. Peringkat kredit Fitch untuk China terakhir dilaporkan pada A+ dengan prospek stabil. Peringkat kredit DBRS untuk China terakhir dilaporkan pada A dengan prospek stabil.

Secara umum, peringkat kredit biasanya digunakan oleh sovereign wealth funds, pension funds, dan investor lainnya untuk mengukur kelayakan kredit China sehingga berdampak besar pada biaya pinjaman negara tersebut.

China masih terus berjuang untuk memulihkan perekonomian nasionalnya sepanjang tahun ini.

Perekonomian China hanya tumbuh sebesar 4,9 persen year on year (yoy) pada kuartal ketiga tahun 2023. Ini juga mengalahkan perkiraan pasar sebesar 4,4 persen.

Angka terbaru pertumbuhan ekonomi negara tersebut juga lebih rendah dibanding kuartal kedua yang tumbuh 6,3 persen.

Sementara pemerintah terus menggenjot stimulus berkelanjutan dari Beijing mengimbangi dampak krisis properti yang berkepanjangan dan perdagangan yang lemah.

Bursa saham China juga ditutup anjlok hari ini. Shanghai Composite turun 1,67 persen ditutup pada 2,972 sementara Shenzhen Component Index turun 1,97 persen menjadi 9,470. Kedua indeks ini mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan.

Sementara indeks Hang Seng Hong Kong juga tertekan 1,91 persen di level 16.327 dengan kehilangan 318,19 poin. (ADF)

SHARE