Multi Garam (FOLK) Ungkap Stategi Jitu Dongkrak Pertumbuhan
PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia.
IDXChannel - PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Melepas harga Rp100 per saham, harga FOLK sempat menembus auto rejection atas (ARA). Sebagai emiten holding media dan konsumer, menyiapkan tiga strategi pertumbuhan untuk memacu fundamental bisnis perseroan di masa depan.
Direktur Utama PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) Danny Sutradewa mengatakan perseroan fokus untuk mendorong pertumbuhan entitas anak usaha demi mendukung kinerja induknya. Mesin pertumbuhan ini dipandang prospektif mengingat tingkat pendapatan dan laba anak usaha.
"Secara sales dan net profitnya bertumbuh, sehingga ini potensial," kata Danny dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/8/2023).
Adapun mesin pertumbuhan yang kedua adalah aksi korporasi berupa merger dan akuisisi. Diketahui, setelah resmi listing di BEI, perseroan berencana menambah porsi kepemilikan saham di PT Untung Selaku Sukses (USS) sebanyak 908 saham dengan nilai Rp9,22 miliar.
USS merupakan investee company perseroan yang bergerak di bidang pengembangan media sosial, dan pemasaran untuk sejumlah branding. Hingga 2022, porsi FOLK di USS masih sekitar 2,55 persen.
Sementara itu, perseroan juga bakal mendorong entitas anak usahanya agar dapat melakukan penawaran umum perdana di bursa. Ini disiapkan sebagai mesin pertumbuhan ketiga.
"Tidak menutup kemungkinan, entitas anak kita yang sudah besar bisa melakukan corporate action dalam bentuk listing di IDX, sehingga porsi kita bertambah besar," tandas Ronny.
Hingga prospektus IPO FOLK diterbitkan, perseroan tercatat memiliki lima entitas anak, yakni PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM), PT Drsoap Global Indonesia (DGI), PT Finfolk Media Nusantara Tbk (FMN), PT Syca Kreasi Indonesia (SKI), dan PT Warcorp Indonesia Sinergi (WIS).
AIM bergerak di bidang ritel sepatu hingga alas kaki lainnya. DGI fokus di bidang homecare dan aneka kosmeetik. Adapun FMN merupakan media penyedia portal web, platform digital, yang menyediakan pelatihan kerja bisnis dan manajemen perusahaan.
SKI merupakan perusahaan penjualan kosmetik, sedangkan WIS adalah konsultasi manajemen. Kontribusi pendapatan utama setidaknya per akhir 2022 masih berasal dari DGI dan AIM, masing-masing sebesar 29,61 persen dan 28,53 persen.
Sementara FMN dan SKI masing-masing memiliki kontribusi sebesar 21,93 persen dan 15,75 persen, sedangkan WIS masih belum melaksanakan kegiatan usaha.
(SLF)