MARKET NEWS

Multi Spnunindo (MSJA) Targetkan Omzet Tumbuh 10 Persen di 2025, Begini Strateginya

Cahya Puteri Abdi Rabbi 09/06/2025 11:20 WIB

Multi Spunindo Jaya (MSJA) menargetkan penjualan tumbuh 10 persen pada 2025. Untuk mencapai target tersebut, perseroan melakukan sejumlah strategi.

Multi Spnunindo (MSJA) Targetkan Omzet Tumbuh 10 Persen di 2025, Begini Strateginya. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) menargetkan penjualan tumbuh 10 persen pada 2025. Untuk mencapai target tersebut, perseroan melakukan sejumlah strategi di antaranya dengan diversifikasi dan ekspansi produk.

Dalam hal ini, perseroan telah menganggarkan dana sebesar USD8 juta untuk menambah dua lini mesin baru yang akan digunakan untuk memproduksi produk baru yaitu air through nonwoven dan SAP Sheet.

“Berbagai inisiatif dilakukan termasuk membangun fasilitas manufaktur yang baru, investasi di teknologi dan produk baru, yang diharapkan bisa jadi sumber pertumbuhan MSJA di tahun yang akan datang,” kata Sekretaris Perusahaan MSJA, Kent Handi dalam Talkshow yang disiarkan YouTube Mirae Asset Sekuritas, dikutip Senin (9/6/2025).

>

Secara lebih rinci, perseroan memasang sejumlah target kinerja yang ingin dicapai tahun ini antara lain, volume penjualan ditargetkan mencapai 41,46 juta kilogram. Kemudian, penjualan dibidik tembus USD86,65 juta, ekuitas ditarget sebesar USD90,23 juta dan liabilitas ditargetkan sebesar USD26,24 juta.

Lebih lanjut, dengan mempertimbangkan tren ekonomi, dinamika industri non-woven, serta kondisi internal, perseroan menargetkan pertumbuhan berkelanjutan pada penjualan bersih, laba usaha, dan laba bersih tahun berjalan.

“Melalui strategi pemasaran yang inovatif dan optimalisasi efisiensi produksi, perseroan bertekad untuk memperkuat posisinya serta melanjutkan pertumbuhan di 2025,” ujar Kent.

Perihal kinerja, per kuartal I-2025 perseroan mencatatkan penurunan laba bersih menjadi USD313.258, turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD345.340. 

Sejalan dengan itu, penjualan perseroan juga turun menjadi USD15,65 juta dari sebelumnya sebesar USD17,35 juta. Adapun penjualan lokal tercatat sebesar USD11,37 juta dan penjualan ekspor tercatat sebesar USD4,14 juta.

Kent mengungkapkan, penurunan kinerja perseroan disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat yang berdampak pada industri fast moving consumer goods (FMCG), sehingga hal tersebut secara tidak langsung juga berdampak pada perseroan sebagai penyedia bahan baku.

“Tapi kami menolak untuk menjadi korban situasi dan berusaha lepas dengan diversifikasi untuk menciptakan produk-produk baru, harapannya dengan diversifikasi itu kami bisa lepas dari jebakan perang harga dan menjadi motor penggerak pertumbuhan,” ujar Kent.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE