MARKET NEWS

Mutuagung Lestari (MUTU) Terbitkan 271 Sertifikat ISPO hingga Juni 2024

Fiki Ariyanti 26/07/2024 07:17 WIB

PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) telah mengeluarkan sebanyak 271 sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) hingga Juni 2024.

Mutuagung Lestari (MUTU) Terbitkan 271 Sertifikat ISPO hingga Juni 2024 (foto mnc media)

IDXChannel - PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) mencatat telah mengeluarkan sebanyak 271 sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) hingga Juni 2024. Sertifikat sawit berkelanjutan itu, mayoritas masih dimiliki oleh usaha sawit dalam skala besar. 

Presiden Direktur Mutuagung Lestari, Arifin Lambaga mengatakan, kepemilikan sertifikat ISPO pada dasarnya bukan hanya milik perusahaan besar, tetapi juga penting untuk usaha sawit dalam skala kecil. 

Arifin menambahkan, dalam usaha sawit skala kecil, sangat diharapkan peran dari koperasi petani sawit. Koperasi dianggap sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sertifikasi berkelanjutan, serta komitmen petani dalam mematuhi peraturan pemerintah dan praktik terbaik. 

“Terdapat perbedaan sistem sertifikasi antara usaha sawit dengan skala besar dan dengan skala kecil. Hal ini diharapkan memudahkan usaha sawit dalam skala kecil untuk dapat memiliki sertifikat ISPO,” ucap Arifin dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, ditulis Jumat (26/7).

Dia menuturkan, partisipasi petani dalam program mandatory ISPO pada 2025 diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif dari sektor kelapa sawit dan meningkatkan keuntungan ekonomi serta kesejahteraan petani. 

“Semakin banyak petani sawit yang mendapatkan sertifikasi berkelanjutan, semakin baik pula citra industri kelapa sawit Indonesia,” ujarnya. 

Dengan memeroleh sertifikasi ISPO, pelaku usaha sawit memiliki akses lebih baik terhadap pasar yang semakin menuntut produksi diproduksi secara bertanggung jawab. Hal positif dari sertifikasi ini dapat memberikan keunggulan kompetitif, terutama di pasar yang sangat menghargai praktik bisnis berkelanjutan. 

“Keunggulan kompetitif ini yang diharapkan bisa dimiliki oleh semua skala usaha sawit,” kata Arifin. 

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian pada April 2024, capaian sertifikasi ISPO masih terbilang rendah. Dari target yang dicanangkan, yakni untuk melakukan sertifikasi kepada lahan seluas 16,38 juta hektare (ha), baru sekitar 5,6 juta ha luasan area perkebunan sawit atau sekitar 37 persen yang tersertifikasi. 

“Hal ini sangat disayangkan, mengingat di dalam ISPO sendiri banyak membahas aspek-aspek keberlanjutan serta praktik pertanian yang ramah lingkungan,” kata Arifin. 

Dia menambahkan, selain sebagai salah satu langkah untuk mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, pelaksanaan ISPO memiliki manfaat bagi para pelaku usaha sawit.  

“Banyak perusahaan dan konsumen internasional kini memprioritaskan produk sawit yang diproduksi secara bertanggung jawab dan terverifikasi keberlanjutannya,” ujar Arifin. 

Menurutnya, dengan memiliki sertifikasi ISPO, petani sawit dapat memenuhi persyaratan pasar yang semakin ketat terkait keberlanjutan.

(Fiki Ariyanti)

SHARE